BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Tampilkan postingan dengan label Piala Asia 2011. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Piala Asia 2011. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 Januari 2011

Korsel Juara Ketiga Piala Asia 2011

Seperti diduga sebelumnya, Korsel mampu memenangkan pertandingan atas Uzbekistan dalam perebutan tempat ketiga piala Asia 2011 kemarin malam. Skor tipis 3-2 adalah hasil yang pantas untuk kedua kubu yang sedang mencoba menghibur diri usai kekalahan dari lawan masing-masing di semifinal.

Korsel seperti biasa langsung menggebrak dan menguasai seluruh pertandingan meskipun di awal-awal terlihat kedua tim saling jual beli serangan. 

Adalah Koo Jae-Chol, striker masa depan Korsel asal Jeju United yang mampu membuka keunggulan tim negeri ginseng tersebut pada menit ke-17 usai menerima umpan dari Lee Yong Rae. Menit ke-27 giliran Koo yang berperan melahirkan gol kedua Korsel yang diciptakan oleh Ji Dong Won. Dan enam menit jelang babak pertama berakhir kembali Ji Dong Won menjebol gawang Uzbekistan melalui sundulan kepala.

Uzbekistan sendiri berhasil memperkecil kedudukan lewat adu penalti Alexander Geynrich di menit-menit terakhir babak pertama. Gelandang Uzbekistan keturunan Rusia-Jerman itu sukses mengeksekusi penalti meski harus diulang dua kali.

Geynrich pula yang berhasil memperkecil kembali kedudukan menjadi 3-2 pada menit ke-53. Harapan menyamakan kedudukan kian terbuka lebar. Sayang, skor tetap 3-2 untuk Korsel hingga pertandingan berakhir dan Korsel berhak menjadi juara ke-3 dalam dua edisi berturut-turut.

Selasa, 21 Desember 2010

Piala Asia 2011: Nihil wakil ASEAN

Dua minggu dari sekarang atau tepatnya di tanggal-tanggal awal selepas tahun baru sebuah gelaran akbar akan bergema di seluruh Asia. Ya apalagi kalau bukan piala Asia atau AFC Asian Cup. Pada awal tahun nanti gelaran tersebut akan digelar di Qatar, negara kecil kaya minyak di kawasan Teluk yang baru saja memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah piala Dunia 2022 yang menurut kabar kontroversial.

Piala Asia adalah pestanya sepakbola Asia. Di sinilah para jago bola dari Asia bagian mana pun akan ikut serta, berkompetisi untuk satu tujuan: Menjadi jawara di benua kuning. Berkembangnya sepakbola Asia dalam beberapa tahun terakhir hingga menembus level dunia juga akan menjadi gelaran piala Asia ini akan lebih sukses dari sebelumnya. Meskipun harus diakui animo penonton di kawasan Asia tidaklah begitu besar seperti halnya di Eropa atau Amerika Latin. Maka, nanti jangan heran jika dalam pertandingan tertentu saja bangku stadion akan penuh sekali.

Kekuatan sepakbola Asia boleh dibilang sudah merata dan meningkat meskipun perkembangan sepakbola profesional di kawasan ini amat sangat dikatakan telat. Masuknya Australia sebagai negara baru anggota AFC seperti memberikan persaingan yang amat signifikan bagi keberlangsungan dan perkembangan sepakbola benua kuning.

Kali ini gelaran akan diselenggarakan pada 7 hingga 29 Januari. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian terhadap Qatar yang cuacanya amat sangat panas bila turnamen di gelar pada pertengahan tahun. Cuaca yang demikian membuat FIFA usai penunjukkan Qatar menjadi tuan rumah piala Dunia akan memutuskan piala Dunia digelar pada awal tahun 2022.

Namun, dibalik pesta sepakbola se-Asia raya ini ada satu hal yang hilang yaitu absennya para wakil ASEAN. Ya, piala Asia kali ini nihil dengan para negara kawasan Asia Tenggara. Ini untuk kedua kalinya para wakil ASEAN absen setelah 1988. Penyebabnya adalah mereka gagal di babak kualifikasi. Maka, bisa jadi piala Asia kali ini hanya akan menjadi pesta bagi Asia Barat, Timur, Tengah, dan Selatan.

Sebenarnya bagi pengamat sepakbola dan penggila bola pada umumnya absennya para wakil ASEAN tidaklah berpengaruh mengingat kehadiran hanya bisa menjadi pelengkap dan penggembira karena dianggap lemah dan tidak menghadang dominasi kekuatan negara-negara Asia Timur dan Arab. Akan tetapi, jika dirunut dari sejarah kejuaraan ini para wakil ASEAN sebenarnya mampu menunjukkan prestasi terbaik meskipun itu bukan menjadi juara. Ada beberapa negara ASEAN yang mempunyai nama mengkilap dalam sejarah piala Asia yaitu Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Kamboja. Vietnam semasa bernama Vietnam Selatan mampu menduduki peringkat 4 dua kali berturut-turut yaitu pada 1956 dan 1960 dan ketika menjadi Vietnam lolos ke perempatfinal pada 2007. Thailand menjadi juara 3 pada 1972 ketika gelaran ini digelar di rumah sendiri dengan mengalahkan Kamboja yang waktu masih bernama Republik Khmer lewat adu penalti dan Myanmar adalah runner-up pada 1968.

Namun, seiring berjalannya waktu negara-negara ASEAN seperti kehilangan taji ketika mereka menyadari bahwa saingan mereka bukan negara-negara Asia Timur lagi namun juga negara-negara Arab seperti Arab Saudi dan Irak. Apalagi pada masa kebangkitan sepakbola di kawasan Asia pada dekade 90-an perkembangan sepakbola di ASEAN menjadi terlambat dan tertinggal. Hasilnya, bisa dilihat pada sekarang ini.

Pada 2007 kemarin ketika piala Asia digelar di empat negara besar ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam) bisa dibilang itu adalah semacam turnamen puncak bagi negara-negara ASEAN untuk unjuk gigi namun hanya Vietnam yang mampu melaju ke babak berikut meskipun di babak penyisihan grup Indonesia dan Thailand memetik kemenangan meski hanya satu dan Malaysia nihil. Pada akhirnya yang menjadi juara adalah Irak, negara yang hancur akibat perang.

Akan tetapi ada hikmah tersembunyi di balik gagalnya para wakil ASEAN melaju. Negara-negara ini malah akhirnya mengkonsentrasikan diri pada dua ajang yaitu, Asian Games dan piala AFF. Hasilnya, Malaysia dan Thailand melaju ke babak 16 besar dan perempatfinal dan di piala AFF negara yang pertama di sebutkan melaju ke final bersama dengan Indonesia yang semasa kualifikasi hampir tidak bisa menang karena selalu kalah dan seri.