BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Tampilkan postingan dengan label sepakbola dunia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sepakbola dunia. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 April 2011

Porto: Sang Naga Biru Pendobrak Eropa

Nama klub ini cukup simpel. FC Porto atau orang lebih suka menyebutnya Porto. Namanya sendiri mengacu pada sebuah kota pelabuhan di timur Portugal, tempat berdomisili klub ini. Porto adalah sebuah klub sepakbola di Portugal, sebuah negara yang mengawali penjelajahan dunia baru. Klub ini cukup terkenal dan termashyur dikarenakan prestasi-prestasinya baik di domestik maupun mancanegara.

Berdiri pada 117 tahun lalu, Porto akan dikenal sebagai sebuah klub asal Portugal kedua yang mampu juara di Eropa untuk pertama kalinya pada 1987 ketika mereka berhasil mengalahkan lawannya dari Jerman, Bayern Muenchen. Salah satu gol dari klub berjuluk Os Dragoes atau Para Naga tersebut dicetak oleh seorang Aljazair bernama Rabah Madjer yang mengantarkannya juga menjadi pemain terbaik Afrika pada tahun tersebut. Pada tahun 1987 juga, Porto berhasil menjuarai piala Interkontinental (sekarang piala Dunia Antarklub) pertamanya.

Dari tangan klub yang sekarang bermarkas di stadion Do Dragao-mengikuti julukan dan lambang di klub, klub ini melahirkan nama-nama beken usai Rabah Madjer. Yang pertama adalah Mario Jardel dan kedua adalah Jose Mourinho. Sosok pertama adalah seorang penyerang asal Brasil yang pengabdiannya di Porto dimulai pada 1996 hingga 2000. Dalam 4 tahun tersebut, Jardel menjadi striker tersubur di Porto dengan mengkoleksi 130 gol dari 125 penampilannya. Selain itu ia juga 4 kali berturut-turut menjadi pencetak gol terbanyak di Portugal dan Eropa serta membawa Porto 3 kali juara liga berturut-turut.

Sosok kedua adalah salah seorang pelatih terbaik di dunia saat ini yang juga suka mengumbar kata-kata yang boleh dibilang amat kontroversial.  Ia memang hanya dua tahun menangani Porto yaitu 2002 hingga 2004. Namun selama 2 tahun itu ia cukup berhasil untuk membawa Porto tak hanya mapan di Portugal tetapi juga di Eropa. Dua gelar liga domestik, 1 piala dan piala Super Portugal serta dua gelar Eropa, Piala UEFA (sekarang Liga Eropa) dan UEFA Champions League pada 2003 dan 2004 menjadikan Porto sebagai sebuah klub yang disegani baik di Portugal maupun di Eropa. Pada akhirnya, Mourinho pun dilirik oleh beberapa klub besar di Eropa dan Chelsea termasuk yang beruntung. Tak lupa juga ia membawa beberapa anak buahnya yang kemudian juga menjadi terkenal seperti Ricardo Carvalho dan Paulo Ferreira.

Meskipun Porto masih kalah oleh Benfica dalam pencapaian gelar liga (Porto 25, Benfica 32), namun bisa dibilang Porto adalah klub asal Portugal yang selalu mencoba mendobrak kemapanan klub-klub dari liga-liga besar Eropa dalam beberapa tahun terakhir meskipun kemudian langkah Porto kebanyakan terhenti sampai perempatfinal. Tahun 2003 dan 2004 sajalah Porto akhirnya mencapai puncaknya sebagai pendobrak. Akan tetapi prestasi yang terjadi dalam belakangan tahun terakhir ini masih bisa dibanggakan daripada seteru abadinya yang belum menunjukkan tanda kebangkitannya termasuk juga di Portugal sendiri.

Jumat, 08 April 2011

Dimana Belanda?

Mendengar Belanda dalam kamus sepakbola modern adalah sebuah negara kecil di barat Eropa yang sering mengandalkan permainan cantik nan cepat dengan selalu menyerang habis-habisan. Total-voetbal namanya. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir Belanda sebagai si empunya sudah jarang mempraktekkan dan malah sukses diserap oleh Spanyol dengan nama Tiki-Taka tetap saja Belanda akan selalu dikaitkan dengan total-voetbal.

Berbicara tentang sepakbola Belanda juga bukan hanya berbicara tentang timnasnya saja yang kembali meroket akan tetapi juga mengenai klub-klubnya. Semua sudah pasti tahu apa itu Ajax, Feyenoord, dan PSV yang di dalam negerinya disebut de grote drie atau si tiga besar? Tentu saja yang paling populer adalah Ajax. Klub inilah yang menjadi satu-satunya klub di Belanda dalam pengoleksi gelar terbanyak juara Eredivisie atau Liga Belanda serta paling banyak juga merengkuh gelar Eropa sebanyak 4 kali. Dari Ajax pun lahir nama-nama beken seperti sang maestro total-voetbal Johan Cruyff, Marco van Basten, Clarence Seedorf, Zlatan Ibrahimovic, Dennis Bergkamp serta yang lainnya yang kemudian selalu menjadi tradisi bagi para alumni Ajax sukses di luar Ajax.

Di Eropa klub-klub Belanda termasuk cukup tangguh. Selain Ajax yang sudah 4 kali ada juga PSV dan Feyenoord yang berbagi gelar masing-masing sekali. Terakhir kali klub-klub Belanda berjaya di Eropa pada 1996 melalui Ajax dan 2002 melalui Feyenoord. Setelah itu? melempem.

Hal itulah yang nampaknya akan terus-terusan terjadi termasuk hasil yang didapat dari pertandingan babak pertama perempatfinal  Liga Europa dinihari tadi. Dua wakil Belanda, Twente dan PSV harus mau dan rela dihajar dengan skor telak oleh lawan-lawan mereka. Twente dihajar wakil Spanyol, Villareal 5-1 dan PSV oleh Benfica 4-1. Tentu saja hal tersebut sangat berat meskipun masih ada satu babak lagi.

Hasil yang demikian akan membuat orang bertanya-tanya dimanakah klub-klub Belanda sekarang? Performa klub-klub itu selalu saja mengecewakan dan nampaknya tidak bisa bersaing dan bersanding dengan klub-klub Eropa lainnya. Klub-klub itu hanya mampu tampil bagus di kompetisi domestik yang tingkat persaingannya masih rendah. Eredivisie sendiri bukanlah lagi termasuk liga papan atas Eropa. Peringkatnya berada di luar 5 besar. Belanda pada akhirnya jika berlaga di UCL hanya bisa mengirimkan wakil 2+1. Di klub-klub Belanda yang terkenal hemat akan finansialnya rata-rata pemainnya boleh dibilang pas-pasan. Hanya beberapa saja di atas rata-rata dan kemudian keluar Belanda untuk mencari pengalaman. Memang Eredivisie sendiri tidak begitu semarak.

Hasil yang demikian memang jelas dengan performa timnas Belanda yang selalu meroket. Tetapi, harus diketahui di dalam tubuh timnas itu kebanyakan para pemainnya bermain di luar Belanda.

Rabu, 30 Maret 2011

Pelatih: Ketika Sang Sutradara Beraksi

Sepakbola tidak semata membutuhkan kerjasama tim untuk menghasilkan kesuksesan ketika bermain namun juga dibalik itu ada sosok yang sejujurnya jauh lebih penting ketika segala urusan yang berbau teknis dilaksanakan. Dialah yang disebut dengan pelatih.

Pelatih adalah orang yang selalu berada di pinggir lapangan. Melihat, mengamati, berteriak dan terkadang marah-marah adalah hal-hal yang identik dengan sosok seperti ini. Bila gol tercipta ia akan ikut gembira namun apabila tim yang dilatihnya kebobolan ia apalagi kalah ia akan geleng-geleng kepala. Pelatih adalah sosok yang sepertinya tidak segan-segan untuk bertindak di luar batas demi timnya sehingga melahirkan suatu hal yang kontroversial.

Di luar lapangan pelatih tetap mempunyai peran yaitu melatih sesuai dengan program yang dibuat. Program ini harus sesuai dengan rancangan dan juga keinginan klub. Maka dari itu tidak heran jika banyak pelatih yang keras dan marah-marah jika salah satu pemainnya indispliner.

Sir Alex Ferguson adalah salah satu contoh pelatih yang keras dan disiplin dan tidak pandang bulu. Di Manchester United pemain boleh saja datang dan pergi entah apa itu statusnya namun kendali tetap dipegang olehnya. Tentu saja semua tahu pemain-pemain seperti Eric Cantona, David Beckham, dan Christiano Ronaldo yang pernah bermain di MU dengan status pemain bintang namun ketiganya telah pergi dari klub asal Manchester itu. Mungkin bisa saja kerugian kalau ditinggalkan pemain bintang tetapi bagi seorang sir Alex itu bukan masalah. MU masih tetap dibawanya menjadi klub top di dunia.

Bagi banyak orang menjadi pelatih pun harus bermain bola dahulu terutama pemain profesional. Namun, hal ini tak berlaku bagi Jose Mourinho yang di masa mudanya hanya bermain beberapa kali untuk sebuah tim amatir sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan di sebuah institut olahraga dengan mengambil jurusan kepelatihan. Hasilnya, Mou-panggilan akrabnya menjadi salah satu pelatih top. Tak hanya Mou hal yang sama juga dilakukan oleh Arsene Wenger, Alberto Zaccheroni, dan Arrigo Sacchi. Tak terkenal di masa muda menjadi pemain atau sama sekali tidak namun berhasil menjadi pelatih berkat kegemaran membaca buku dan menuntut ilmu sampai perguruan tinggi.

Menjadi pelatih juga tidak harus menunggu usia tua atau di usia itu meneguk sukses. Ruud Gullit, Roberto Mancini, Josep Guardiola, dan Frank Rijkaard adalah contoh pelatih-pelatih yang meraih sukses di usia muda. Namun yang paling fenomenal adalah Guardiola. Di tahun pertamanya melatih Barcelona ia mampu menghadirkan 6 gelar dalam setahun.

Atau ketika bermain pun bisa menjadi pelatih dengan istilah pelatih-pemain. Hal ini yang pernah dilakukan oleh Kenny Dalglish, Ruud Gullit, dan Gianluca Vialli.

Sosok pelatih sekali lagi memang penting. Di tangannya melalui sebuah metode baik itu secara teknis atau psikologis permainan dan nama sebuah klub bisa terangkat. Apalagi ia juga dianggap sebagai pengorbit seorang pemain hingga dilirik untuk bermain di sebuah kompetisi besar. Hal ini yang terkadang dilupakan banyak orang.

Namun saking pentingnya posisi pelatih juga riskan dengan pemecatan. Hal itu akan terjadi jika klub yang dilatihnya tak jua meraih prestasi.

Selasa, 29 Maret 2011

Soccertaintment: Ketika Sepakbola Tidak Hanya Sepakbola

Sepakbola bukanlah sekedar olahraga saja namun terkadang ia juga bisa menjadi bahan untuk berbagai macam disiplin ilmu baik langsung maupun tidak langsung. Tak hanya itu biasanya olahraga ini juga kerap menyajikan kisah-kisah hangat para pesepakbola yang biasanya terjadi di luar lapangan. Istilah hal tersebut biasanya dinamakan dengan soccertaintment-singkatan dari soccer entertaintment atau hiburan dalam sepakbola. Hiburan yang dimaksud jelas bukan hiburan dalam permainan di lapangan akan tetapi seperti disebut tadi di luar lapangan.

Biasanya yang paling hangat dibahas dalam soccertaintment adalah hubungan percintaan antara seorang pesepakbola dengan seorang pesohor publik seperti hubungan antara Christiano Ronaldo dengan Paris Hilton atau Kim Kadarshian atau kisah selingkuh John Terry dengan Veronica Peroncel. Di Inggris atau AS pemberitaan seperti ini adalah pemberitaan yang begitu menghangat dan dibahas begitu mendalam. Pemberitaan-pemberitaan tersebut seperti halnya sebuah gosip bisa menaikkan pamor atau malah menurunkan.

Selain soal hubungan biasanya juga soccertaintment akan membahas hal-hal yang bersifat humor seperti Carlo Ancelotti, sang pelatih Chelsea yang diusir seorang wanita tua kala menonton sepakbola di Emirates atau seorang anak kecil menolak bersalaman dengan Steven Gerrard sekitar 5 tahun yang lalu atau gol balon yang dilakukan oleh seorang pendukung Liverpool yang iseng yang ironisnya timnya sendiri malah kalah.

Hal-hal seperti itu katakanlah seperti semacam pelengkap dan sudah ada ketika olahraga permainan ini mulai mengarah ke bisnis dan industri. Rasanya tidak menarik jika sepakbola hanya dibahas di dalam saja tetapi juga di luar. Bagi penganut dunia hiburan kalau tidak ada ya seperti sayur tanpa garam.

Kamis, 24 Maret 2011

Nomor dalam Sepakbola

Sepakbola sebagai salah satu olahraga permainan tentu wajib memakaikan nomor pada pemainnya jika pertandingan sepakbolanya bersifat resmi. Nomor pada pemain biasanya dilekatkan di punggung atau di dada depan sebelah kiri atau bagian tengah atau di dekat bagian perut. Penempatan nomor di dada depan atau tengah biasanya disesuaikan dengan penempatan kit sponsor atau logo. Di bagian belakang bagian atas atau bawah nomor biasanya akan dibubuhi nama pemain atau sponsor.
Nomor inilah yang seringkali memudahkan para penikmat atau penggelut sepakbola untuk bisa mengenal para pemain sepakbola tersebut. Seperti Lionel Messi di Barcelona dengan nomor 10, Christiano Ronaldo di Real Madrid dengan nomor 7 atau Bambang Pamungkas dengan nomor 20 di Persija. Pemberian nomor tersebut juga bukanlah sesuatu yang asal dan seringkali terkait dengan privasi pemain. Misal Christiano Ronaldo dengan nomor 7-nya disingkat menjadi CR7 dan menjadi merek dagang atau Saffee Sali di Pelita Jaya yang memilih nomor 55 karena berhubungan dengan dua nama depannya atau malah Boaz Solossa, striker Persipura yang memilih nomor 86 dikarenakan sesuai dengan tahun lahirnya.

Di dunia sepakbola seringkali nomor 7, 9, dan , 10 menjadi nomor yang kerap dikeramatkan. Hal itu dikarenakan adanya hubungan antara si pemakai nomor dengan kemampuan individunya. Sudah banyak para seniman lapangan hijau yang tersohor memakai nomor-nomor tersebut. Beberapa memang sesuai namun adakalanya tidak. Zinedine Zidane serta Diego Maradona adalah contoh-contoh para maestro yang sesuai dengan nomor punggung mereka.

Nomor kadang juga bisa menjadi masalah. Masih ingat tentu dengan kasus Gianluigi Buffon sewaktu ia membela Parma sebelum ke Juventus. Di klub itu ia sempat akan memilih nomor 88 namun urung akibat banyak pertentangan dari kaum yahudi Italia yang mengaitkan nomor itu dengan salam khas Hitler "Heil Hitler". Akhirnya, Buffon memilih nomor 77 yang dianggap sebagai interpretasi kaki wanita.

Di masa sekarang penggunaan nomor malah melebihi batas aslinya yang hanya memakai secara urut nomor 1-23 dan itu identik dengan posisi di lapangan. Ketika zaman semakin berkembang hal yang demikian ditinggalkan dan hasilnya bisa dilihat bahwa bisa ada seorang pemain yang bernomor 5 bermain sebagai playmaker dan itu adalah Zidane. Namun, di ajang internasional seperti piala Dunia FIFA tetap mengatur penggunaan nomor 1-23.

Minggu, 20 Maret 2011

CSKA and Zenith, The Russians victories in Europe


If you hear the Russian football team maybe you cannot compare with the strongest teams in the world such as Brazil, Argentina, Spain or Holland. Well, the level is not similar with them but many football fans mention that the level is on progress.
Football is really popular in the main former Soviet country but this is not the most popular. Ice Hockey is still taking that. The performances of Russian Ice Hockey national team become the source of their popularity. This team is one of the strongest team in the world and always be the world champion.
Beside ice hockey, tennis is considered the most popular. Many tennis stars are from here such as Maria Sharapova and Russian tennis team by many people in the world is the one of the strongest team in the world.
So, where is football? Where is the achievement?
After separated from Soviet Union in 1991, the Russian football team could not show the best performance yet until this time. This team can only reached the European championship semifinal in 2008 but for many football fans this action was felt enough. However after this “achievement” they failed to the 2010 World Cup.
When Russia were part of Soviet Union the only one achievement they had, became the winner of European championship in 1960. But that was only a story in a past.
This situation made the modern Russian leader, Vladimir Putin not enthusiast but when the Russian show the progressive performances in the most popular sport, Putin shows his enthusiasm slowly. The successes in 2008 European championship and of course the host 2018 World Cup were the indicators.
Not only national team the Russian clubs show it too. It is begun by CSKA Moscow which became the winner of UEFA Cup in 2004-2005 seasons and runner-up of UEFA Super cup in the next season. This is the first title for Russian in Europe. This achievement was continued by Zenith St. Petersburg. They gain the success when became the winner of UEFA Cup in 2007-2008 seasons and be the UEFA Super Cup for the first time and of course for the Russian club. In UEFA Super Cup they success defeated Manchester United.
They achievement are contrast with Spartak Moscow, the strongest and best team in Russia which always shows in European championship but never gain the victory.





Jumat, 18 Maret 2011

Sevilla from Middle to Upper


Sevilla cf 200px.png2005-06 the miracle was happened. The final of UEFA Cup (now Europa League) that season was the eyewitness. Sevilla FC or Sevilla for the popular name reached the final and became the winner. This situation was never imagined by many people before. In that final they defeated the English side, Middlesbrough 4-0. The title was the first European title for the Andalusian and of course the final.
The miracle stayed continuing. After German’s World Cup they had gained the victory in European Super cup. Many people were shocked because the opponent which they defeated was Barcelona, the winner of Champions League and La Liga. Three goals to the Barcelona’s net was felt enough for the Andalusian against the team which has many superstars players such as two times best world player, Ronaldinho, the rising star Lionel Messi and the striker Samuel Eto’o. Since that Sevilla by many people in Spain become a new power to compete in La Liga and UEFA’s competitions.
In the next season they gained back the victory in UEFA Cup. Espanyol, the other Spanish side and was theirs opponent had been defeated by penalty shootout. This title was the second and was the entertaining title because in La Liga they only placed their self in the third place behind Real Madrid and Barcelona. But the situation for many people was the increasing graphic for the Andalusian. However, in European Super Cup they had to confess the aggressively of AC Milan.
What is Sevilla? Maybe many people asking about this until now.
For many people Sevilla maybe only well known as region in Andalusia which had ever been the center of Moslem’s civilization in Spanish Middle age. But in the football area this city has two football clubs, Sevilla FC and Real Betis and both of them always be the rival. If we look from the achievement we cannot deny that Sevilla is better than Betis although in La Liga either Sevilla or Betis were only one time to be a champion.
Sevilla which displayed for the last time in La Liga 1999-2000’s season had turned back again to the Spanish football highest competition in 2001-02’s season. But they were only the club from the middle class like ever before. In 2003-04’s season they had reached the Copa del Rey final after more than 20 years but loss from Real Madrid. In 2004-2005 they finished in 6th and therefore they earned a ticket for the UEFA Cup.
Juande Ramos was the important person for the Andalusian. This coach had brought the club to the UEFA Cup final and European Super Cup twice, one Copa del Rey and of course the 3th place in La Liga and therefore Sevilla becomes the upper class club. Many players were raised then when Juande was the coach such as Frédéric Kanouté, Julien Escudé, Andrés Palop, Javier Saviola, and Fabrizio Miccoli.
When Juande left the Andalusian for receiving the challenge from Tottenham Hotspur, the club performance was going under slowly. They only finished in 5th. In that season one of their players, Antonio Puerta had died after collapsed in the match against Getafe. In the 2008-09’s season they turned back to the 3th. Although in 2009-10’ season they turned down again to 4th they had been success after gained the victory in the Copa del Rey final defeated Atletico Madrid.


Jumat, 04 Maret 2011

Mexican Domination in Concacaf Champions League Stage

Emanuel Villa of Cruz Azul celebrates his scored goal against QueretaroMonterrey beat Toluca meanwhile Cruz Azul crashed Santos Laguna. That was the circumstances of 2010-2011 Concacaf Champions League’s quarterfinals. Monterrey will meet Cruz Azul in the semifinals and therefore the Mexican side would have placed both them in the finals. All four come from Mexico and showed us the domination of the sombrero in this stage.


Recent years, Concacaf Champions League as the highest interclub championship in concacaf zone (North American, central, and Carribean) is always dominated by these teams. This domination is established in 2008. In recent two finals there were all Mexican finals namely in 2008-2009 and 2009-2010 season and in 2009-2010 seasons all semifinal tickets were booked by Mexican. Therefore the Mexican always delegate Concacaf zone in FIFA World Cup club.

The domination of the Mexican in this stage is understandable if we give an attention for the football situation in Concacaf zone. Mexico either national team or club is the best representation of this zone. We have known that Mexican national team is one of team that all football fans give a respect and of course this national team have a legend stars such as Antonio Carbajal or Hugo Sanchez and currently they have a shining star, Javier “chicarito” Hernandez who are playing in Manchester United.

And the Mexican club is the best representation too in this zone. They come from the best league in Concacaf, Mexican Primera Division. The league by the IFFHS ranked 12 in the world. The atmosphere and professional organization which held by the Mexican makes this league so popular for themselves and be an example for other concacaf nations such as United States which has a MLS.

In Concacaf Champions League a privilege rights is owned by the Mexican. They could be delegated by 4 teams. Besides Mexican, United States has it too. However for the best performance the Mexican always has it. In out of concacaf, they played in South America’s Copa Libertadores as invitee teams. (Many people are considering that the Mexican (national team of club) is the latino’s team which trapped in concacaf). Their performance in the competition which always is a competitor for UEFA Champions League always makes a surprise. One of their clubs, Chivas Guadalajara could reach the final in past year.

And now the domination maybe is still ongoing although in other semifinals there are Real Salt Lake from USA and Deportivo Saprissa from Costarica. One of them maybe could stop this in final but I don’t think so. Well, maybe we are boring but we have to realize too a situation in concacaf zone.





Minggu, 27 Februari 2011

Dari Jalan Hingga Tokoh: Nama-nama Stadion dalam Sepakbola

Sepakbola sebagai sebuah olahraga permainan tentunya membutuhkan sebuah tempat bernama stadion agar permainan tersebut dapat dilihat orang banyak dengan cara mendukung atau sekedar menyaksikan saja. Stadion-stadion dalam sepakbola sebagaimana stadion-stadion dalam olahraga permainan lainnya tentu saja mempunyai nama. Nama itu ada agar orang dapat cepat mengingat arena atau stadion tersebut.

Seoul World Cup Stadium in Seoul
Di sepakbola stadion-stadion yang ada mempunyai nama-nama yang berbeda satu sama lain meskipun itu dalam satu negara atau wilayah. Nama-nama yang sering muncul dalam penamaan stadion bisa berupa nama jalan, daerah, tokoh yang berpengaruh, peristiwa-peristiwa penting, dibangun untuk even tertentu, sponsor, keadaan arsitektural stadion atau malah nama klub si empunya stadion.

Stadion yang biasanya memakai nama jalan seperti stadion Anfield Road milik Liverpool, Elland Road (Leeds United), Via del Mare (Lecce) atau stadion Jalan Besar yang berada di Singapura. Untuk yang memakai nama tempat baik itu di taman, kecamatan, kota dan kabupaten seperti stadion St. James Park di Tyne and Wear, stadion San Siro di Milan, stadion Lebak Bulus di Jakarta, atau stadion Shah Alam di Malaysia. Sedangkan stadion yang mempunyai nama-nama tokoh berpengaruh khususnya dalam perjalanan suatu bangsa atau malah klub itu sendiri seperti stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, stadion Renato Curi di Perugia, Artemio Franchi di Firenze atau Santiago Bernabeu di Madrid.

 Peristiwa-peristiwa penting seperti stadion 10 Nopember di Surabaya, stadion 5 Julliet 1962 di Algier, 20 de Octubre di Tristan Suarez dan even-even penting seperti stadion yang dinamakan dengan nama olimpiade yaitu stadion Olimpiade Berlin, Olimpiade Muenchen, Olimpico Roma, Piala Dunia Seoul, dan Piala Dunia Suwon. Yang memakai nama sponsor dan biasanya ini untuk tujuan komersial seperti stadion Signal Iduna Park di Dortmund, Emirates di London, Allianz Arena di Muenchen, Reebok di Horwich dan Turk Telecom Arena di Istambul.

Kemudian yang menggambarkan keadaan arsitektural seperti stadion Da Luz di Lisbon, Stadium of Light di Tyne and Wear, dan Sapporo Dome di Sapporo dan yang terakhir dengan nama klub si empunya stadion. Biasanya ini juga untuk keperluan komersial seperti stadion Feyenoord di Rotterdam.

Demikianlah penjabaran secara singkat nama-nama stadion dalam sepakbola dan beserta contoh-contohnya meski sedikit. Adanya nama-nama yang berbeda disebabkan juga karena keberadaan stadion-stadion itu dalam konteks budaya yang berlaku seperti sejarah, geografi, dan sebagainya dan tentu saja jika mau jeli nama-nama seperti ini malah bisa dijadikan akses untuk membuka lembaran mengenai sebuah peristiwa yang terjadi.

Sabtu, 26 Februari 2011

EPL di Amerika: Populer Tetapi Tidak Terlalu Populer

English Premier League atau EPL atau Liga Inggris memang kompetisi sepakbola nomor satu sejagad. Hal itu dikarenakan klub-klubnya yang selalu bersaing dalam bursa juara dengan mengandalkan pemain-pemain kelas dunia. Hampir setiap klub bahkan medioker atau kecil sekalipun akan mempunyai pemain-pemain berkualitas yang kebanyakan berasal dari Eropa daratan, Amerika Latin, Afrika dan bahkan Asia. Bisa dibilang persaingan terkadang berada di ambang ketipisan. Selain itu beberapa klub Inggris adalah penguasa di Eropa.
Keadaan yang demikian membuat EPL memang semakin dikagumi dan menarik banyak investor asing untuk berbisnis sejak EPL oleh FA dinyatakan sebagai kompetisi profesional berbasis pada kemandirian dan bisnis dengan menjadikan EPL adalah sebuah perusahaan yang terlepas dari FA. Namun, di sisi lain harus diakui keadaan yang demikian tidak berpengaruh banyak terhadap timnas meskipun kehadiran pemain asing di kompetisi ini memberikan banyak pelajaran bersepakbola terhadap Inggris yang tidak harus selalu menggunakan kick and rush namun juga move and attack ala total voetbal serta teknik dari Amerika Latin dan Spanyol. Bahkan yang berjaya kebanyakan di kompetisi ini adalah para pemain asing yang sukses mengantarkan timnasnya juara di ajang internasional.

Sebab EPL adalah sekarang kebanggaan nasional Inggris dan juga Britania Raya maka tidak heran jika kebanggan itu coba disalurkan ke sekutu trans Atlantik mereka, Amerika Serikat yang lebih cenderung mempopulerkan american football, bisbol, dan juga basket. Jaringan-jaringan kontrak dengan televisi besar seperti Sky Sports, ESPN serta lainnya yang berpengaruh dalam dunia televisi olahraga internasional menyebabkan adanya akses yang mudah untuk bisa memasarkan EPL di negeri Paman Sam. Hasilnya, bisa dilihat dalam beberapa tahun terakhir EPL termasuk salah satu kompetisi olahraga yang populer selain ketiga olahraga asli AS sendiri. Namun, itu dalam artian EPL masih kurang populer dan lebih populer daripada MLS sendiri.

Keadaan yang demikian menyebabkan EPL adalah satu-satunya kompetisi olahraga khususnya sepakbola di luar AS yang mampu meraup jumlah pendukung dan pendapatan di luar Inggris meskipun itu masih kalah dengan american football. Keberadaan klub-klub besar Inggris seperti MU, Arsenal, Chelsea, Liverpool dan lainnya yang sering mengadakan turnamen pra-musim serta juga keberadaan eks pemain-pemain EPL seperti David Beckham dan Frederick Ljungberg menjadikan EPL semakin mudah melakukan ekspansinya ke AS apalagi jika salah satu pemain MLS ada yang bermain di EPL.

Senin, 14 Februari 2011

Tautology in Football



Have you ever heard tautology? If ever I will say “good” but that is not problem if I tell and describe what a tautology is for people who they don’t know about it.
Tautology that I know and take from many sources is something belongs to linguistics. If I tell about it you would say that relates with languages. Yes, you are true. But Tautology itself is a phrase of words or sentences that often has a repetition although one of word in this phrase is clear to give a meaning. So, it always causes a double meaning.
Ok, for the example I give a simple. Many of you should know about Mississippi River. Well, in English there is no a problem if we look from syntactic view but if we try to know a meaning from this word step by step we could find a problem then. Mississippi word comes from an Indian languages and it means “Big River”. So, you can guess it what next. If we translate into English the words comes into “Big River River”. It heard strange but many of us have received it for a long time ago.
In football there is a tautology too and it happens in football club of course. And if I look for this tautology always happens in Indonesian clubs. Ok, I give direct a simple example. Now you have to look this word. Persija. Maybe many of you are confused with this but this is an Indonesian word and name of Indonesian football club. Persija is abbreviation of Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta of we translate into English is Association football union of Jakarta. So, you know now that Persija is football club that comes from Jakarta, the capital of Indonesia.
And now what should I give to you? Like I said there is a tautology in this club. In media name of Persija for many journalist is not enough to know where the club comes from and then they increase a name of club basic after club’s name. And the result is Persija Jakarta. If we try to know step by step the word will be Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta Jakarta.
Not only Persija other clubs in Indonesia has it too. Persib (Bandung), Persipura (Jayapura), Persela (Lamongan), Persebaya (Surabaya) are other examples of many Indonesian that have a tautology. In Indonesia only a few clubs deny it. Sriwijaya FC (Palembang), Arema FC (Malang), Semen Padang and many clubs in Indonesian Premier League are for the examples. Persib, Persipura, Persija and Persela are clubs that compete in Indonesian Super League.
Why tautology always happens in Indonesian football club? The simple answer of this question is many clubs in this country are always displayed in abbreviation form and maybe it relates with Indonesia-ion in many fields when Soekarno, the Indonesian famous leader had prohibited something that had a west (Europe and America) culture in 1950-60’s era.
Out of Indonesia the Netherland, former country that had ever occupied Indonesia for 350 years, maybe only that has a tautology in its football club. For the examples are AZ Alkmaar, VVV Venlo, and NEC Nijmegen. AZ is an abbreviation of Alkmaar Zandstreek, VVV Venlose Voetbal Vereninging, and NEC Nijmegen Eendracht Combinatie. Well, you can guess that yourself!

Kamis, 10 Februari 2011

GOOOOOLLLLLL!!!!!!

Kata di atas itu sudah tidak asing lagi bagi kita karena setiap saat menonton sepakbola selalu saja itu akan terngiang di telinga dengan suara dan teriakan dan khas. Ya Gol adalah hal yang tidak bisa lepas dari sepakbola dan menjadi unsur penting sebuah permainan sepakbola. Gol adalah unsur penting yang dicari-cari setiap kali orang menonton sepakbola dan menjadi sebuah penentu untuk kedudukan sebuah tim baik itu kalah atau menang.

Tentu saja bila kita menjagokan tim dalam pertandingan tersebut saat gol kita akan berteriak, berjingkrak, berpelukan untuk menunjukkan sebuah ekspresi kegembiraan. Akan tetapi apabila itu sebaliknya kita sering terkejut, tak percaya, merunduk, dan sedih.

Karena saking pentingnya bagi para pemain tentu untuk merayakannya bisa dilakukan dengan cara yang unik seperti menari-nari, mengepalkan tangan, berlarian atau malah jungkir-balik. Tentu saja menciptakan sebuah gol adalah sebuah gol apalagi sampai 3 atau 4 dalam sebuah pertandingan.

Gol sendiri berasal dari kata bahasa inggris goal yang sebenarnya mengacu pada tiang gawang yang biasa ada dalam pertandingan sepakbola. Maka dari itu muncul istilah goalkeeper atau penjaga gawang. Istilah itu muncul pada abad ke-16 dan 17 oleh dua orang berkebangsaan Inggris, Jhon Norden dan Richard Carew ketika keduanya hendak bermain olahraga tradisional bangsa Keltik, Cornish Hurling.

Namun, arti lain dari goal adalah tujuan dan mungkin saja kata goal itu dinamai supaya lebih muda untuk membicarakan istilah bola yang masuk ke dalam gawang atau melewati garis batas dari tiang gawang.

Di bahasa lain seperti di bahasa Belanda gol disebut dengan "doelpunt" atau di Jerman "torr". Indonesia sendiri sebenarnya mempunyai istilah yang tepat untuk gol yaitu "masuk". Namun, kata gol-lah yang kemudian banyak dipilih sebab sudah populer di seluruh dunia.

Untuk menciptakan gol tentu banyak caranya. Bisa dengan kaki, kepala, dan terkadang dada. Tentu saja penciptaan gol dengan organ-organ tubuh seperti itu bisa dibuat dengan cara yang indah seperti tendangan bebas, tendangan jarak jauh, tendangan salto, tendangan dari sudut sempit atau malah tendangan umpan tetapi malah mengarah sendiri ke gawang dan itu tidak disadari. Dengan kepala pun bisa melalui sundulan biasa, jarak jauh atau terbang dan dengan dada terkadang terjadi lewat benturan. Para pemain seperti Marco van Basten, Zinedine Zidane, dan Roberto Carlos adalah deretan pemain yang bisa menghasilkan gol-gol kelas dunia.

Namun, dalam sepakbola sendiri mempunyai larangan mencetak gol lewat tangan. Larangan itu ada karena sepakbola pada intinya adalah permainan mengolah bola dengan kaki bukan tangan. Akan tetapi hal seperti ini terkadang sering dilanggar dan menjadi kontroversial. Tentu semua masih ingat gol tangan tuhan Diego Maradona atau gol William Gallas yang berasal dari umpan tangan Thierry Henry.

Selain tangan ada juga gol yang sebenarnya sah namun sering dianulir akibat bola masuk ke dalam gawang namun tidak jelas keberadaannya antara batas garis gawang dan bukan. Dalam keadaan seperti ini tentu dituntut kejelian dari wasit. Dalam kasus ini semua masih ingat dengan gol Frank Lampard di piala Dunia 2010 ketika Inggris melawan Jerman. Gol yang demikian sah namun karena kabur tidak disahkan oleh wasit. Pada akhirnya hal tersebut menjadi pembicaraan luas di semua media dan tentu membuat semua pihak merasa perlu menyuruh FIFA menggunakan teknologi garis gawang.


Lainnya adalah gol yang terjadi karena proses off-side. Dalam hal ini gol tidak sah namun bisa saja semua berubah ketika wasit menyatakan itu sah dan sering menjadi kontroversi. Satu contoh saja gol Carlos Teves di piala Dunia 2010 sewaktu melawan Mexico.

Itulah gol unsur yang memang sangat penting dalam sepakbola. Saking pentingnya, pemain bisa saja melakukan diving terutama di kotak terlarang untuk meminta penalti. Ya gol memang bisa tercipta melalui proses yang halal dan haram sebab gol berada di antara keduanya.

Selasa, 08 Februari 2011

Turki: Fenomena Bulan Sabit di Sepakbola Eropa

Jika ada yang mencolok dalam sepakbola Eropa orang akan selalu mengarahkan telunjuk kepada Turki. Ya negara yang terletak di jazirah Anatolia itu sebenarnya dari letak geografis adalah Asia namun negara ini juga mempunyai bagian yang terletak di Eropa yaitu, Istanbul yang dipisahkan oleh selat Bosporus. Akan tetapi, Turki tidak pernah mau mengakui negaranya sebagai negara Asia dan selalu menganggap dirinya Eropa dalam berbagai bidang termasuk juga sepakbola.
Shirt badge/Association crest
Kehadiran Turki di dalam sepakbola Eropa dimulai pada 1923 ketika mereka melakukan pertandingan internasional pertamanya melawan tetangganya, Rumania dan pada tahun itu juga mereka bergabung dengan FIFA. Turki baru bergabung dengan UEFA pada 1962.

Selama kehadirannya dalam sepakbola Eropa Turki dapat dikatakan adalah tim Eropa kelas 2. Itu berarti kekuatan Turki sama dengan negara-negara Skandinavia, Eropa Timur dan Balkan. Meski begitu, Turki tetap dianggap sebagai tim yang berpotensi menuai kejutan.

Di piala Dunia tim berjuluk Ay Yildizlar atau bulan sabit ini sudah 3 kali tampil. Pertama pada 1950 namun karena masalah keuangan mereka urung tampil. Kedua pada 1954. Sayang, langkah mereka terhenti di babak pertama karena kalah dari Jerman dan ketiga pada 2002. Inilah piala Dunia yang fantastis untuk Turki. Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepakbola mereka peringkat ke-3 bisa mereka raih usai mengalahkan Korea Selatan 4-3.

Selain piala Dunia Turki juga membuat prestasi yang impresif pada piala Konfederasi 2003 dengan menduduki kembali peringkat ke-3. Namun, prestasi yang terus berjalan itu urung berlanjut ketika pada 2004 mereka gagal lolos ke piala Eropa karena kalah dari Latvia. Di piala Eropa yang mereka ikuti pertama kali sejak 1996 prestasi terbaik Turki adalah menjadi semifinalis pada 2008 setelah kalah dari Jerman dengan skor tipis 3-2 dan setelah gagal lolos ke piala Dunia 2010 mereka berupaya bangkit kembali untuk bisa lolos ke piala Eropa 2012 dan tak salah jika Guus Hiddink ditunjuk menjadi pelatih mereka sekarang.

Selain tim nasionalnya, klub-klub Turki sebenarnya juga tidak kalah hebat hanya saja dalam beberapa tahun terakhir tidaklah terlalu mengesankan. Orang tentu akan selalu mengingat Galatasaray sebagai klub Turki pertama yang mampu juara di Eropa pada 2000 dengan menjuarai liga Eropa (dahulu piala UEFA) dan beberapa bulan kemudian juara piala Super Eropa. Lawan-lawan yang dikalahkan termasuk klub-klub elit Eropa, Arsenal dan Real Madrid. Di UEFA Champions League pun penampilan mereka tidak kalah mengesankan. AC Milan pernah menjadi korban.

Selain Galatasaray ada juga Fenerbahce, rival Galatasaray. Sayang, prestasi terbaik Fenerbahce hanyalah perempatfinal pada 2007-2008 karena kalah dari Chelsea. Selain dua klub tadi klub-klub Turki yang tampil belakangan ini seperti Besiktas dan Bursaspor kurang begitu bersinar.

Itulah Turki baik timnas dan klubnya adalah seperti sebuah fenomena di daratan biru Eropa. Latarbelakang budaya mereka yang sebenarnya begitu berbeda dengan Eropa malah bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk memberikan kepantasan bahwa mereka berhak berkompetisi di Eropa bukan Asia.

Minggu, 06 Februari 2011

Copa Libertadores: Piala Sang Pembebas dan Kompetitor Utama Eropa

In the center is a white shape, consisting of a roughly triangular bottom half, and a roughly rectangular top half. The top half extends further to the left than the bottom half. The shape is encircled by a ring of red stars. Around both of these are a series of coloured, three dimensional, partially visible hexagons. They are slightly apart, and arranged in such a way that together they form a circular shape. From the top, clockwise, the hexagons are coloured dark blue, light blue, dark green, orange and violet.


Jika di Eropa terkenal dengan nama UEFA Champions League maka di Amerika Latin sebagai kompetitor utama benua biru terkenal dengan nama Copa Santander Libertadores atau Copa Libertadores. Ini adalah kejuaraan antar klub se-Amerika Latin (tidak termasuk Suriname dan Guyana Prancis) yang tergabung dalam CONMEBOL atau organisasi sepakbola antarnegara Amerika Latin yang mempunyai kebudayaan Latin yang terdiri dari budaya Portugis, Spanyol, dan budaya-budaya lain.

Kejuaraan ini sendiri dimulai sejak 1960 dan di Amerika Latin sebelum ada kejuaraan ini banyak klub-klub yang sudah memainkan kejuaraan-kejuaraan yang sama sifatnya namun berskala kecil seperti klub-klub di Argentina dan Uruguay serta Brasil dan Cili. Nama Libertadores yang artinya pembebas diambil dari para perintis gerakan kemerdekaan Amerika Latin menjelang abad ke-19.

Dalam perjalanan sejarahnya, Copa Libertadores telah menghasilkan tim-tim juara yang berkualitas seperti Penarol, Independiente, Boca Juniors, Sao Paulo, dan banyak lagi. Banyak juga di antara tim-tim ini melahirkan pemain-pemain kelas dunia yang kemudian bermain di Eropa seperti Diego Maradona, Cafu, dan juga Kaka. Selain itu beberapa tim dari Copa Libertadores juga tak kalah hebat dengan klub-klub dari Eropaa sebab beberapa di antarnya juga memenangkan penghargaan internasional seperti piala Toyota dan piala Dunia Antarklub. Di ajang ini Independiente adalah pemegang titel terbanyak (7 kali).

Tingkat persaingan di Libertadores cukup ketat bahkan beberapa klub kecil atau tidak dianggap penting bisa menjadi juara. Lihat saja seperti Once Caldas dari Kolombia, Olimpia dari Paraguay, dan LDU Quito dari Ekuador. Ini agak berbeda di Eropa yang kelihatannya untuk menuju tangga juara kebanyakan adalah klub-klub besar.

Format yang berlaku di Libertadores adalah format grup dengan jumlah 8 dan diisi oleh 4 tim dari 32 tim yang mengikuti. Setiap wakil mengirim 3 klub kecuali Argentina dan Brasil boleh mengirim 5. Pemenang kejuaraan ini jelas akan mewakili Amerika Latin di piala Dunia Antar Klub tiap akhir tahun. Tentu saja itu ditentukan dari dua partai final yang dilangsungkan.

Copa Libertadores juga merupakan kejuaraan yang unik karena di sinilah ada klub dari luar Amerika Latin boleh bergabung dan itu dari Meksiko. Adanya klub-klub Meksiko di ajang ini dikarenakan Toyota, sponsor utama Libertadores pada 1998 mendesak agar klub-klub negeri sombrero harus diikutsertakan. Keberadaan klub-klub Meksiko seperti mendapat angin segar dan diamini sebab keberadaan mereka bisa meningkatkan persaingan dan juga latar belakang mereka yang latin. Dalam sejarahnya, Chivas de Guadalajara menjadi klub Meksiko pertama yang mampu menembus babak final sebelum dikalahkan oleh Internacional dari Brasil pada 2010. Toyota memang bukan lagi sponsor utama namun klub-klub Meksiko tetap ada dan sama seperti yang lainnya mereka boleh mengirim maksimal 3 klub.

Copa Libertadores juga termasuk ajang kejuaraan antarklub yang prestisius di samping UEFA Champions League. Ajang ini disiarkan ke 135 negara di seluruh dunia. Karena prestisiusnya sejak 2010 Konami mau mensponsori ajang ini dan memasukkan ke dalam Pro Evolution Soccer.

Minggu, 30 Januari 2011

Sepakbola Arab: Sepakbola 2 Benua

Mendengar kata "arab" pikiran kita akan langsung terbayang ke daerah jazirah arab terutama ke Arab Saudi yang mempunyai dua kota suci Islam, Mekah dan Madinah, terus ke Irak dan juga Palestina. Namun, arab bukanlah negara-negara di kawasan jazirah arab saja melainkan juga di kawasan utara Afrika seperti Mesir, Tunisia dan juga Aljazair. Dan kawasan inilah yang disebut dengan dunia arab yang berawal dari Bahrain hingga ke Maroko.

Di dalam sepakbola dunia arab menjadi sesuatu yang unik sebab keberadaan negara-negara Arab dalam dua benua yang otomatis membuat mereka juga harus berada dalam konfederasi yang beda. Arab-arab di Asia jelas berada dalam naungan AFC sedangkan arab-arab Afrika berada dalam naungan CAF. Namun antara arab Asia dan Afrika kemudian disatukan dalam sebuah organisasi sepakbola bernama UAFA (Union of Arab Football Association) yang berdiri pada 1974 dan beranggotakan 22 negara Arab.

Masing-masing antara Arab di kedua benua dan konfederasi tersebut telah menghasilkan banyak prestasi. Di Asia negara-negara seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Irak sering dan pernah juara piala Asia. Arab Saudi adalah yang terbanyak dengan 3 gelar sedangkan Kuwait dan Irak satu. Selain itu ketiga-ketiganya pernah mencapai piala dunia. Namun, hanya Saudi yang mampu menembus babak kedua pada piala Dunia 1994 di AS. Selain ketiga tim tadi ada Uni Emirat Arab yang pernah menembus piala Dunia pada 1990 namun nasibnya sama dengan Kuwait dan Irak.

Itu di Asia. Bagaimana dengan yang di Afrika? Di sini juga tidak kalah hebatnya. Tercatat Mesir, Tunisia, Aljazair, Sudan, dan Maroko sering dan pernah juara piala Afrika. Akan tetapi dari lima hanya Mesir yang mampu menjuarai turnamen itu sebanyak 7 kali dan Mesir pun menjadi tim yang paling banyak juara. Tim-tim lainnya hanya satu. Tim-tim ini kecuali Sudan sudah pernah merasakan piala Dunia. Namun, Marokolah yang mampu sampai babak kedua pada piala Dunia 1986. Perlu diketahui juga meskipun Mesir hanya mampu sampai di babak pertama dalam piala Dunia tetapi tim ini adalah tim Arab pertama yang tampil di piala Dunia tepatnya pada 1938.

Selain itu tim-tim Arab Asia dan Afrika  mempunyai perbedaan terutama dalam teknik permainan serta kemampuan individu. Tim-tim Arab Asia bisa dikatakan kalah dalam yang disebut di atas sedangkan Arab Afrika sebaliknya. Hal ini dikarenakan jarangnya pemain-pemain Arab dari Asia bersentuhan secara langsung dengan pusat sepakbola dunia, Eropa dikarenakan letak geografis serta karena sudah merasa puas bermain di dalam negeri karena perekonomian negara yang maju. Arab Afrika sebaliknya. Letak mereka yang dekat dengan Eropa secara geografis hanya dipisahkan oleh lautan Mediterania serta keadaan di dalam negeri yang tidak stabil dalam ekosospol dan juga demi penghidupan yang layak memungkinkan persentuhan yang besar dengan Eropa yang dianggap mapan. Tak hanya Eropa tetapi para pemain arab Afrika terkadang juga suka menyeberang ke arab Asia atau malah ke timur dan tenggara Asia.

Karena suka menyeberang inilah banyak yang akhirnya menjadi imigran dan beranak-pinak di sana. Pada akhirnya banyak dari keturunan mereka yang lahir dan besar di tanah seberang ini berganti kewarganegaraan dan menjadi pemain di negara tersebut.

Zinedine Zidane adalah salah satu contoh saja. Bisa dibilang seniman sepakbola asal Perancis keturunan Aljazair ini adalah pemain terbesar dalam dunia sepakbola Arab yang telah melegenda ke seluruh dunia. Selain Zidane nama-nama seperti Karim Benzema, Sami Khedira, dan Ibrahim Affelay adalah yang mungkin bisa meneruskan jejak Zidane sebagai pesepakbola Arab yang sukses di Eropa meskipun dalam artian kewarganegaraan mereka bukanlah berasal dari negara-negara Arab.

Kesuksesan Qatar meskipun kontroversial menjadi tuan rumah piala Dunia 2022 seperti kata Zidane adalah kemenangan untuk seluruh bangsa Arab dan ini seperti sebuah kemenangan yang pernah terjadi berabab-abad lalu ketika mereka sering sekali menaklukkan dunia yang dimulai dari asal mereka, jazirah Arab.


Jumat, 28 Januari 2011

Bentuk-bentuk Sistem Kompetisi Sepakbola di Seluruh Dunia

Dalam olahraga khususnya sepakbola dikenal dengan namanya kompetisi atau persaingan. Kompetisi ini melibatkan seluruh klub-klub sepakbola yang berada di kota atau daerah masing-masing di negara tersebut. Tujuannya jelas menjadi juara nasional. Namun, selain itu juga adalah mencari para pemain bagus yang dianggap tepat masuk ke dalam tim nasional atau juga mencari bakat-bakat muda yang bagus untuk kelangsungan masa depan sepakbola di negara yang bersangkutan.

Biasanya kompetisi di setiap negara selalu diselenggarakan oleh sebuah badan independen yang terpisah dari organisasi induk sepakbola namun meski independen badan ini tetap bertanggungjawab melaporkan kegiatan dari kompetisi yang dijalankan yang meliputi tim, pemain, pelatih, dan juga penonton.

Pada kenyataannya, kompetisi-kompetisi yang ada di seluruh dunia mempunyai sistem-sistem yang berbeda. Sistem-sistem itu mulai dari waktu penyelenggaraan dan format kompetisi itu sendiri. Hal tersebut biasanya muncul karena keadaan geografis dan iklim. Di Eropa kita akan selalu melihat kompetisi yang diputar pada Juli-Agustus dan berakhir pada Mei (kecuali Rusia yang diputar pada maret dan berakhir November namun pada tahun ini diputar Maret dan berakhir musim panas 2012 dengan format 2 fase. Musim selanjutnya Rusia akan menggelar kompetisinya dari musim gugur hingga musim semi). Kompetisi di Eropa sendiri bersifat satu musim penuh dengan jeda selama libur musim dingin.

Di Asia sebagian besar kompetisinya diputar pada awal tahun (Jepang, Korsel, Cina, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand) dan berakhir pada akhir tahun. Namun ada juga yang sebaliknya dan seperti Eropa (Indonesia, Hongkong dan negara-negara Timur Tengah). Kebanyakan diputar satu musim penuh tanpa jeda (kecuali Australia yang menyelenggarakan kompetisinya setengah musim penuh dengan kemudian mengadakan babak delapan besar hingga final melalui 6 tim terbaik).

Di Afrika mirip seperti Eropa. Satu musim penuh dan mengenal jeda. Di Amerika Latin ada yang mirip seperti Eropa (Argentina, Uruguay, dan Venezuela) namun ada juga diselenggarakan pada awal tahun seperti Brasil, Bolivia, Cili, dan Peru. Hanya saja Argentina dan Venezuela mengenal adanya sistem arpetura dan clausura. Sistem ini memunculkan dua juara dalam satu musim. Di luar Amerika Latin adalah Meksiko dan Jepang yang pernah menerapkan sistem ini. Namun, uniknya di Meksiko tiap tim yang berlaga dimasukkan dahulu ke dalam grup yang berjumlah 3 dan dari masing-masing grup akan diambil tim yang berjumlah 8 untuk bertarung di babak delapan besar. Sedangkan Jepang memakai sistem ini dari 1999 hingga 2004.

Negara tetangga Meksiko, AS, menggunakan sistem dua wilayah yang kemudian delapan tim terbaik dari grup dua wilayah itu diambil untuk dipertemukan dalam babak 8 besar memperebutkan juara MLS yang disebut dengan piala MLS.

Bagaimana dengan di Oseania, zona minim persaingan? Negara terkuat di zona tersebut, Selandia Baru menggunakan sistem kompetisi satu musim penuh dengan jeda menjelang musim dingin.

Indonesia sebelum menggunakan sistem kompetisi penuh pernah menggunakan sistem dua wilayah. Namun, dirasa kurang efektif maka sistem itu dihapuskan meskipun sistem dua wilayah sangat tepat untuk sepakbola Indonesia berkenaan dengan kondisi geografis.

Kamis, 27 Januari 2011

OSEANIA: Zona Miskin Persaingan

FIFA sebagai badan tertinggi sepakbola mempunyai anggota sebanyak 200 lebih yang diwakili oleh 6 konfederasi benua masing-masing. Salah satu dari konfederasi itu adalah OFC atau Oceania Football Confederation. Konfederasi ini yang bertanggungjawab membawahi kegiatan sepakbola yang berada di Oseania, yaitu sebuah wilayah yang berisikan pulau-pulau kecil di tengah-tengah samudera Pasifik.
Jika membicarakan Oseania, sebagian besar pengamat dan juga penggila sepakbola dunia menganggap bahwa zona tersebut sangat jauh dan miskin dari persaingan sepakbola. Hal itu bisa dilihat bahwa sepakbola bukanlah olahraga terpopuler di zona ini. Kebanyakan masyarakatnya lebih menyukai ragbi sebagai permainan kebanggaan mereka. Maka, tidak heran jika di peringkat ragbi dunia sudah pasti ada 1-2 tim dari Oseania. Hal yang lain adalah hanya Selandia Baru yang dianggap mempunyai fasilitas yang dianggap mumpuni untuk menyelenggarakan sepakbola di kawasan ini. Wajar jika tim dari negeri Kiwi sering sekali merajai berbagai kompetisi di Oseania dan bahkan lolos ke piala Dunia. Namun, ada yang perlu diingat ketika ada salah satu klub dari Papua Nugini, Hekari United mampu juara di Oseania dan mewakili zona ini di piala Dunia Antar Klub akhir tahun lalu. Tentu saja itu sebuah kejutan dari sebuah negara tetangga Indonesia di timur yang menjadikan ragbi sebagai olahraga favorit. Apalagi diketahui bahwa sebagian besar pemain Hekari adalah para pemancing. Normal bila FIFA kemudian menempatkan tim-tim dari Oseania kecuali Selandia Baru di peringkat terbawah mereka.

Karena situasi yang demikian amat sangat wajar jika Australia memutuskan pindah ke Asia sebab di Asia pada kenyataannya persaingan lebih hebat dan menyamai persaingan di zona-zona lain. Kepindahan itu juga dipicu akibat penderitaan Australia yang selalu menang besar di babak kualifikasi piala Dunia zona Oseania namun selalu gagal di babak play-off.

Sampai saat ini Oseania masih jauh dari hingar-bingar sepakbola dunia dan persaingan yang setara dalam sepakbola juga masih jauh dari harapan.