BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Tampilkan postingan dengan label Serie A 2010/2011. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serie A 2010/2011. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 April 2011

Tak Ada Ibra, Pato Pun Jadi!

Alexandre Pato sepertinya tidak menyangka bahwa dirinya akan menjadi bintang dalam sebuah pertandingan super megah bertajuk "derbi della Madonina" antara AC Milan dan Inter Milan. Dua golnya, yang pertama 44 detik dari peluit dibunyikan serta di babak kedua pada menit ke-62 membuat klubnya, AC Milan membawa kemenangan atas klub sekota, Inter pada derbi edisi ke-154 tersebut. Satu gol Milan lagi disumbangkan oleh Antonio Cassano pada menit ke-90 lewat 12 pas.
Alexandre Pato Alexandre Pato of AC Milan celebrates scoring the first goal during the Serie A match between AC Milan and FC Internazionale Milano at Stadio Giuseppe Meazza on April 2, 2011 in Milan, Italy.

Dalam pertandingan sarat gengsi tersebut kedua tim sama-sama saling menyerang dan membuka beberapa peluang. Beberapa gesekan pun tak terelakkan terjadi. Korban pertama adalah Christian Chivu dari Inter yang harus menerima kartu merah pada menit ke-9 babak kedua. Praktis Inter hanya bermain dengan sepuluh orang. Namun, hal tersebut tak menyurutkan Inter untuk menyamakan kedudukan. Sayang, beberapa peluang yang diciptakan gagal untuk menghasilkan gol.

Korban kedua adalah Antonio Cassano, sang pencetak gol Milan yang ketiga. Ia sendiri mendapat kartu merah usai secara terang-terangan menjegal Ivan Cordoba. Ironisnya, kejadian itu lahir sekitar 3 menit setelah ia mencetak gol. Hanya saja, fans Milan tak ambil pusing karena kejadian itu terjadi di masa-masa injury time dan Milan sudah unggul 3-0.

Selain sengit di lapangan ulah penonton juga menjadi perhatian. Wesley Sneijder menjadi korban keisengan penonton yang mengarahkan laser ke wajahnya ketika hendak mengambil tendangan bebas.

Kemengan tiga gol tanpa balas ini jelas membuat Milan unggul lima angka dan membuat peluang meraih scudetto terbuka lebar. Meskipun begitu, Massimiliano Allegri, sang pelatih menyebut hal tersebut masih terlalu dini sedangkan bagi Leonardo di seberang hasil demikian membuatnya mengalihkan perhatian ke perempatfinal UEFA Champions League.

Namun yang harus digarisbawahi dalam pertandingan ini tak ada Ibra Pato pun jadi. Zlatan Ibrahimovic sendiri, sang andalan tengah menjalani skorsing untuk beberapa partai.

Jumat, 01 April 2011

Derbi Della Madoninna: Derbi Para Pengkhianat

Pekan ini sepakbola Italia akan kembali mencuri perhatian. Selain akan disuguhi partai panas AS Roma versus Juventus ada laga yang tidak kalah serunya dan bahkan lebih seru. Inter Milan versus AC Milan adalah laga yang dimaksud.

Ya kedua tim akan bertemu pada Sabtu atau minggu dinihari waktu Indonesia dalam tajuk "derbi della Madoninna". Kedua tim yang berasal dari satu kota yang sama, Milan memang mempunyai sejarah rivalitas yang panjang dalam perjalanan mereka di panggung sepakbola Italia dan juga Eropa. Pertemuan kedua tim nantinya akan menjadi pertemuan ke-274.

Meskipun dalam lima tahun terakhir Inter menunjukkan dominasinya di panggung derbi terpanas di Italia dan Eropa tersebut, namun secara keseluruhan angka keunggulan masih memihak kepada Milan dengan 107 kemenangan sedangkan Inter hanya 95. Di pertemuan putaran pertama kemarin Milan mampu menumbangkan Inter lewat gol mantan pemainnya, Zlatan Ibrahimovic. 

Derbi ini semakin seru mengingat kedua tim sama-sama berada di papan atas Serie A musim ini dan hanya terpaut dua poin dan jikalau salah satu tim menang banyak yang memperkirakan gelar scudetto sudah mulai terlihat untuk siapa. Milan yang diawal musim tak diperhitungkan tiba-tiba bisa melejit kembali ke papan atas berkat racikan dingin sang pelatih yang awalnya hanya pelatih klub-klub gurem, Massimiliano Allegri. Dengan mendatangkan Zlatan Ibrahimovic, Robinho dan Kevin-Prince Boateng lini depan dan tengah Milan menjadi menakutkan meskipun harus diakui permainan Milan terkadang labil.

Sedangkan Inter yang pada awal musim tetap difavoritkan malah harus keok dan melorot sampai posisi ke-6. Hal yang demikian membuat pelatih Rafael Benitez dipecat dan digantikan oleh Leonardo yang membuat Inter kembali naik ke posisi seharusnya.

Yang menjadi seru lagi adalah karena adanya label pengkhianat. Jika di kubu Milan ada Zlatan Ibrahimovic sedangkan di Inter ada Leonardo. Sebelum mereka berdua sudah ada banyak nama beredar seperti Maurizio Ganz, Guly, Andrea Pirlo, Clarence Seedorf, dan Christian Vieri. Maka tak heran jika derbi bisa disebut juga derbi para pengkhianat dan kepengkhianatan itu justru yang semakin menambah rivalitas klub dan juga pendukung yang harus membuat Milan terpecah hanya untuk sehari.

Sayangnya, dalam derbi kali ini dua pemain absen karena skorsing yaitu, Zlatan Ibrahimovic dan Lucio. Namun, tetap saja derbi akan seru. Apalagi Inter tentu masih akan membanggakan dirinya sebagai klub asal Milan dan Italia pertama yang mampu meraih 3 gelar musim lalu. Suatu hal yang jarang didapatkan oleh Milan yang hanya mampu juara 7 kali di Eropa.

Senin, 21 Februari 2011

Poor Roma!


Roma is on crisis! This is really absolute! Their performance in Serie A and UEFA Champions League are the main reason. There is no problem with players such as injury or banning and even in the management. The situation looks like a nice.
But 4 losses in 4 last matches including against Genoa yesterday obviously cannot give apologize. When the wolves were defeated by the serie A’s defending champion, Inter Milan, Romanisti-the Roma’s supporter group could understand maybe. The match against Inter was held in Giuseppe Meazza moreover. But against Napoli in their ground home and that unsuccessful slowly the trust was gone. Their position in standings is continuing to go down to middle. The hope to be scudetto or Serie A champion is so far certainly.
However the supporters could understand it again. The loss from Napoli was indicated for the preparation in UEFA Champions League against Ukrainian side, Shaktar Donetsk. The match was held in the same place. The supporters had optimized their team could get a winning and through to the quarterfinal after 2007. They saw the opponent was not a strong team. This condition was felt by the players and they wanted gain a victory.
In the fact there is no a similar situation. Roma continued their loss again with the score 4-3 although Simone Perrota gave a euphoria in Olimpico in the beginning. This loss was compounded by Jhon Arne Riise. He gave a blunder and made the opponent gaint the victory. The Riise’s action was not the first time because in his former club, Liverpool he did the same.
And in the last macth yesterday against Genoa in the beginning they were superior and scored 3-0. But Genoa responded and they could defeat the capital’s team 4-3. The supporters were annoyed and mocked their player the mercenaries. Claudio Ranieri after that match resigned directly and Rosella Sensi, the president would give an announcement tomorrow who is the next coach for Roma. Carlo Mazzone is always mentioned would take the position but he always avoid this sentence.
However Roma must be saved by someone who understands about the club. The management has to look a right person. The target is given to the person has to bring Roma to the right position and through the Europe zone in some last matches of Serie A. And in the next season if Roma would increase their performance they have to buy some quality players but Roma has to change their management for the first.

Selasa, 08 Februari 2011

Napoli: Calon Scudetto Baru?

Perebutan gelar juara Serie A semakin ketat. Sang pemuncak Klasemen, AC Milan ditahan imbang oleh Genoa 1-1 sedangkan sang rival sekota, Inter Milan sukses menghancurkan AS Roma 5-3 di kandang sendiri. Namun di antara berita tentang dua klub Milan tersebut ada satu klub yang sedang begitu mencuat dan bahkan berpotensi bisa menyalip Milan dalam perebutan gelar juara alias scudetto. Ya klub itu adalah Napoli, klub asal Naples di Italia Selatan yang musim ini penampilannya begitu meyakinkan dan menjadi satu-satunya klub asal Italia Selatan yang mampu bertengger di papan atas klasemen Serie A musim ini.
logo

Usai mengalahkan Cesena 2 gol tanpa balas di kandang sendiri, stadion San Paolo, klub berjuluk I Partenopei ini semakin mengokohkan posisinya di tempat kedua di belakang AC Milan dengan perolehan poin sebanyak 46. Tertinggal 3 poin dari Milan yang hanya mengoleksi 49. Itu berarti peluang Napoli begitu besar untuk bisa menguasai puncak klasemen asalkan minggu depan bisa menghajar AS Roma sedangkan Milan menghajar Parma dan Inter tersandung oleh Juventus. Tentu saja bagi Napoli itu bukanlah hal mudah apalagi melawan klub besar seperti AS Roma yang masih mempunyai semangat ke papan atas.

Namun di balik itu sukses Napoli berada di papan atas klasemen sejak menjelang akhir tahun adalah sebuah pencapaian terbaik di musim ini. Klub yang dilatih oleh Walter Mazzari ini dalam perjalanan musim ini sudah mengoleksi 13 kemenangan dari 24 partai yang sudah dijalankan. Di dalamnya pun termasuk kemenangan atas AS Roma dan Juventus.

Napoli sendiri dalam sejarah Serie A bukanlah klub sembarangan. Berdiri pada 1926 klub ini baru memiliki masa kejayaan pada akhir 80-an dan awal 90-an. Tentu saja semua orang akan mengaitkan faktor kejayaan itu dengan seorang Diego Armando Maradona, sang megabintang asal Argentina yang pernah membela klub kebanggan orang Italia Selatan itu selama 7 tahun dan mengantarkan 5 gelar. Hal yang kemudian menjadikan Maradona sebagai dewa penolong.

Namun setelah itu prestasi Napoli melorot dan bahkan beberapa kali bolak-balik Serie A ke Serie B bahkan serie C1 sebelum pada 2007-08 kembali lagi ke Serie A. Meskipun Napoli sedang dalam on-fire dengan beberapa bintangnya seperti Marek Hamsik dan Edinson Cavani akan tetapi mental juara masih menghadang dalam diri klub berlogo N tersebut. Tentu saja akhir musim bisa menjadi jawaban apakah Napoli mampu seperti pada masa kejayaan Maradona dahulu.

Senin, 31 Januari 2011

Nyonya Tua yang Semakin Tertatih-tatih

Tidak stabil! Itulah gambaran yang tepat untuk Juventus FC, klub asal Italia yang kondang dengan sebutan La Vecchia Signora atau Si Nyonya Tua. Kekalahan tipis 1-2 dari Udinese pada minggu dinihari kemarin waktu Indonesia di kandang sendiri, stadion Olimpico Turin menjadi kembali sebuah rentetan pahit yang dialami oleh La Vecchia Signora dalam penampilan ke-113 di Serie A. Kekalahan itu menjadi kekalahan keempat tim asuhan Luigi Del Neri selepas libur musim dingin dan harapan untuk mengejar scudetto seperti yang selalu didengung-dengungkan tiap awal musim menjadi sebuah kemustahilan. Dengan kekalahan itu Juve kini berada di peringkat ke-6. Tertinggal 9 angka dari pimpinan klasemen sementara, AC Milan yang terus menuai kemenangan.
Juventus crest

Keadaan yang demikian membuat orang semakin bertanya-tanya. Kemanakah Juventus? Klub yang selama ini selalu merajai Italia dalam beberapa dekade terakhir sebelum direnggut oleh Inter Milan? Mengapa sekarang seakan-akan tenggelam di balik drama perebutan titel juara Serie A musim ini?

Dilihat dari susunan dan materi pemain, sebenarnya Juventus bisa bersaing dengan klub-klub lain yang selama ini menjadi pesaing-pesaing utamanya seperti Milan, Inter, dan Roma. Apalagi sang ikon, Alessandro Del Piero tetap menjadi tumpuan tim. Namun, menurut Luciano Moggi, mantan petinggi Juventus yang tersangkut kasus calciopoli pada 2006 materi pemain-pemain Juventus saat ini cenderung biasa-biasa saja dan tidak mencerminkan kualitas Juve yang sebenarnya sehingga penampilan mereka kerap tidak stabil di lapangan.

Harus diakui, Moggi adalah orang yang mampu mengelola Juventus menjadi sebuah klub besar di Italia dan Eropa. Selama masa kepemimpinannya, ia mampu membawa beberapa gelar untuk Juve dengan membeli pelatih dan pemain yang berkualitas. Tercatat nama-nama seperti Zinedine Zidane, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, dan Zlatan Ibrahimovic mampu dirayunya untuk bermain di klub asal Turin tersebut.

Sayang, semua itu berakhir pada 2006 ketika Moggi dinyatakan terlibat calciopoli dan Juve dihukum turun ke Serie B. Selama itu pula, manajemen Juventus melakukan perombakan besar-besaran dengan beberapa posisi diisi oleh darah-darah muda. 

Juve memang berhasil kembali ke Serie A musim berikutnya dan target scudetto dipancangkan. Sayang, situasi sudah berubah. Juve tidak mampu bersaing meskipun Del Piero menjadi top skor. Posisi ke-3, ke-2 dan bahkan ke-7 adalah posisi Juve setelah kembali ke Serie A.

Ada yang mengatakan bahwa calciopoli berpengaruh terhadap Juventus selain faktor cederanya beberapa pemain. Bisa dibilang calciopoli memberikan efek dahsyat yang berpengaruh terhadap mental para pemain. Apalagi untuk klub sebesar Juventus yang telah termashyur di Italia, Eropa bahkan dunia.

Kini ada yang ingin Juve kembali seperti dulu meskipun juga ada yang tidak mau. Dan itu butuh waktu yang lama. Untuk saat ini Juve bisa dibilang seperti Nyonya Tua yang semakin tertatih-tatih.

Rabu, 01 September 2010

Milan on the track?

Peminjaman Zlatan Ibrahimovich dari Barcelona, kemenangan sensasional di pekan pertama Serie A atas Lecce dan pembelian Robinho dari Manchester City dua hari kemudian membuat banyak pengamat sepakbola internasional yang menjagokan AC Milan sebagai klub yang setidaknya akan berjaya di kompetisi lokal.  Hal itu dilihat juga dari akan terjadinya duet trio maut di barisan depan antara Pato, Ibrahimovich, dan Robinho dengan Ronaldinho sebagai penyokong di belakang. Duet yang membuat sebagian besar peserta Serie A ketar-ketir.

Sepertinya agak berlebihan dan terlalu dini AC Milan akan kembali ke jalur sebenarnya, jalur juara. Namun, jika melihat pada kenyataan yang diatas hal tersebut bisa saja menjadi kenyataan. Sudah 3 tahun klub berjuluk rossonerri ini kering gelar dan juga ditimpa masalah internal mulai dari keuangan, status Silvio Berlusconi yang juga perdana menteri Italia, ejekan dari ultras hingga ketidaksetiaan suporter. Belum lagi Milan adalah klub yang ogah berbelanja pemain muda dan lebih menyukai pemain tua. Bahkan sebagian besar skuad Milan memang masih diisi pemain-pemain tua
.
Prestasi klub rival satu kota, Inter yang mampu juara Serie A dalam 5 musim terakhir dan juga meraih 3 gelar dalam semusim musim lalu ditenggarai menjadi keinginan Milan untuk berbenah. Massimiliano Allegri, pelatih yang sempat mengejutkan dengan Cagliari ditunjuk menggantikan Leonardo yang dianggap gagal total dan belum berpengalaman. Allegri langsung diserahin tugas berat untuk membawa Milan kembali ke asalnya. Maka untuk merealisasikannya, beberapa langkah dilakukan termasuk peminjaman dan pembelian Ibrahimovich dan Robinho. Sebelumnya, Milan juga sudah membeli Mario Yepes, pemain belakang asal Kolombia serta peminjaman Kevin-Prince Boateng dan Bruno Montelongo.

Well, jika memang demikian patutlah kita tunggu semua perubahan yang sedang dilakukan mantan klub terbaik dunia ini.