BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Minggu, 25 April 2010

Liga Super fanatik tapi...(Damailah suporter)

Berbicara mengenai liga sendiri selalu saja dihadapkan pada masalah yang lagi-lagi kontras dan membuat negatif bagi yang melihatnya termasuk juga saya. Liga Super Indonesia yang termasuk liga dengan kasta tertinggi dan katanya profesional selalu saja bermasalah terutama dengan masalah suporter. Penonton-penonton di liga super memang tinggi animonya dan fanatik. Menjadikan liga ini termasuk yang berpenonton tinggi di asia. Sayang memang sayang suporter yang fanatik selalu terlibat perkelahian antar sesamanya hingga menjurus ke kerusakan mental dan fisik. Perkelahian ini tak jarang menimbulkan permusuhan abadi. Permusuhan yang begitu merugikan. Sebagai contoh saja antara the jak dengan viking. Permusuhan keduanya diakibatkan sikap provokatif kedua belah pihak dan juga sejarah masing-masing klub yang dibelanya. Tak jarang bila bertemu langsung pasti berantem bila tidak ya sudah hanya melancarkan kata-kata rasis yang saling mengejek saja. Hanya sasarannya kepada klub yang menjadi afiliasi dari keduanya. Misal the jak berafiliasi dengan aremania yang merupakan pendukung arema sedangkan viking dengan bonek yang merupakan pendukung persebaya. Nah, bila salah satu dari keempatnya bertemu misal Persija dengan Persebaya tentu pendukung the jak akan bernyanyi rasis mengenai viking dan bonek. Begitu juga bila Persebaya bertemu arema.

Sejujurnya, saya sangat menyesalkan hal ini. Apalagi bola mania semua. Kenapa harus bermain kata-kataan bila untuk menjadi fanatik dan juga karena gengsi. Mending kalau itu positif justru negatif akhirnya kena denda komisi disiplin. Tapi juga jangan percaya denda komdis karena mereka sama sekali tidak tegas dan pilih kasih.

Saya inginnya semua pihak saling berdamai sebab kita ini bersaudara. Buat apa ada semboyan bhinneka tunggal ika?

Senin, 19 April 2010


Mendengar Belanda tentu juga tak akan mendengar tentang sepak terjang negara ini yang pernah berkuasa selama ratusan tahun di Indonesia tetapi kita juga akan mendengar tentang total voetbal atau total football. Inilah sebuah sistem dalam sepakbola modern yang lebih mengedepankan penyerangan dari semua sisi terutama sayap dengan semua pemain mempunyai oportunitas. Belanda memang disebut-sebut sebagai penemu taktik ini walaupun ada yang bilang Hungaria yang menemukannya. Tahun 1974 sewaktu piala dunia di Jerman sistem ini begitu memukau dengan Johan Cruyff sebagai sosok sentral sayang di final Belanda malah kalah oleh Jerman yang bermain dengan sistem libero. Tetapi, ada ungkapan dari Cruyff sendiri yang mengatakan bahwa sepakbola indah akan dikenang selamanya daripada kemenangan itu sendiri. Empat tahun kemudian dengan cara yang sama Belanda sampai ke final tetapi keok lagi oleh Argentina. Lalu selama dua piala dunia di era 80-an Belanda absen. Baru pada 90 dua tahun setelah menjuarai piala eropa 88 (satu-satunya titel internasional yang dimiliki) Belanda tampil kembali sayang nasip kembali apes. Cuma sampai babak kedua. Empat tahun kemudian Belanda sampai perempat final tetapi kalah oleh Brazil lalu di 98 sampai semifinal tetapim kalah oleh musuh yang sama. 2002 Belanda absen lalu muncul lagi pada 2006 sayang sekali lagi apes di babak kedua oleh Portugal.

Melihat dari fakta di atas selalu ada pertanyaan  mengapa Belanda yang dianugerahi begitu banyak pemain berkualitas mulai dari Cruyff, van Basten hingga van Persie selalu saja kandas? kalau menurut saya sendiri adalah Belanda terkadang tidak siap dan bermental juara. Bila diunggulkan malah label itu menjadi pemberat bagi para pemain lalu bila di atas angin Belanda malah merasa cepat puas diri, pemain-pemain Belanda yang terkenal dengan individunya suka bertindak egois dan tim ini sering terpaku untuk bermain indah. Namun pada masa kepelatihan Bert van Marwijk permainan seperti itu dihilangkan sehingga yang dikedepankan adalah hasil saja. Pragmatis memang. Tetapi tetap saja saya melihat tidak bisa bisa Belanda bermain seperti itu tanpa total football karena total football adalah jiwa Belanda. Afrika Selatan nanti akan menjadi pembuktian yang nyata. Semoga Belanda bisa menghibur...

Rabu, 14 April 2010

Negeri Seribu Menara yang Gila Bola

Piramida, firaun, al-azhar. Itulah pasti yang orang sebut pertama kali tentang Mesir. Selain itu Mesir juga terkenal dengan sebutan negeri seribu menara karena di sana banyak masjid. Namun juga Mesir adalah negara yang gila bola. Perlu diketahui bahwa negara ini mempunyai tim nasional yang bisa dibilang adalah raja di kawasan Afrika. Mesir adalah negara yang mempunyai gelar piala Afrika sebanyak 7 kali daripada negara-negara Afrika lain bahkan Kamerun dan Nigeria saja kalah. Sayang, untuk partisipasi di piala dunia Mesir masih payah. Mereka jarang mengikuti ajang ini hanya karena kalah bersaing. Sungguh ironis. Padahal, pemain-pemain Mesir juga tak kalah hebatnya dengan pemain-pemain Afrika lain yang kebanyakan berkulit hitam. Beberapa di antaranya malah ada di Eropa. Tapi, begitulah fakta berbicara lain.

Senin, 12 April 2010

P dalam klub-klub Indonesia





Jikalau kita melihat kebanyakan klub-klub sepakbola di Indonesia selalu diawali dengan huruf "P". Sebut saja Persija, Persib, Persebaya, Persela atau Persipura. P itu adalah kependekan dari persatuan dan sering dikombinasikan dengan kata-kata seperti "ersi" atau "erse" seperti pada kata-kata di atas dan menjadi sebuah akronim seperti Persija yang merupakan kependekan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta. Nama wilayah asal klub juga disingkat. Terlihat saya melihatnya agak aneh. Kenapa harus diakronimkan semuanya? Padahal menurut saya nama wilayah jangan diakronimkan segala. Misal Persija ubah aja menjadi PSI Jakarta dan lebih sering disebut Jakarta saja. Tentu ini lebih menarik dan ada nilai jual. Saya juga merasa aneh sudah nama diakronimkan masih juga ditambah nama wilayah. Misal Persib Bandung. Kalau kita panjangkan jadi Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung Bandung. Janggal kan?

Toh menurut saya klub-klub di Indonesia ubahlah namanya dan cukup memakai nama wilayah saja. Masa iya kita kalah sama Malingsia yang nama-nama klubnya cuma pake nama wilayah. Seperti Selangor, Kedah, Johor Baru, dan sebagainya atau Singapura seperti Geylang ditambah United jadi Geylang United, Tampines Rovers. Yang bagi saya aneh lagi adalah penambahan kata FC pada klub yang memakai nama per di depannya contoh Persipura yang memakai embel-embel tersebut menjadi Persipura Jayapura FC. Lha, kalau kita artikan jadi ganda kan maknanya. Karena kata per itu sama dengan kata FC secara maknawi. 

Untung saja Arema menyadari akan hal itu lalu mereka mengubah nama jadi Arema Indonesia yang merupakan kependekan dari Arek Malang Indonesia. Coba kalau mereka masih memakai nama Arema Malang. Aneh kan?

Salut! (Kemenangan timnas futsal di ASEAN)


Rasanya bagi saya ini bukan sebuah keberuntungan tetapi kerja keras untuk menjawab tantangan akan keringnya prestasi di ranahn sepakbola Indonesia. Ya! Timnas futsal Indonesia berhasil menjadi juara ASEAN di piala AFF Vietnam usai mengalahkan Malaysia (Malingsia) 5-0! Sungguh fantastis menurut saya apalagi yang dikalahkan tim dari negara yang suka merampok budaya orang. Saya rasanya ingin mengucapkan salut kepada timnas futsal dan ingin menyindir timnas sepakbola rumput. Bagaimana tidak futsal sendiri aja baru ada beberapa tahun lalu kalau tak salah sejak saya kelas 2 smp tetapi kemudian cepat populer terus timnasnya baru muncul beberapa tahun lalu juga. Tapi liat udah punya prestasi! Mantap! Bandingkan dengan timnas sepakbola rumput malah tambah terpuruk. Sayang, timnas futsal aja belum ada organisasi induk masih berpayung pada PSSI. Idealnya lebih baik dipisah. Semoga saja kemenangan ini makin membukukan optimisme tinggi untuk para penggila bola yang kelihatannya kalau timnas main selalu gregetan dan memaki-maki. Harap terus dipertahankan! Salut!

Minggu, 11 April 2010

Premier League: Ironinya sebuah Prestasi


Semua orang akan setuju untuk mengatakan liga Inggris atau premier league sebagai liga sepakbola nomor wahid sejagad. Hal itu memang bukan tanpa alasan jika melihat banyaknya pemain top dunia di hampir setiap klub Inggris atau grafik penampilan mereka di tiap kompetisi eropa terutama oleh para big four dalam beberapa tahun terakhir. Sayang, penampilan itu tidak diimbangi dengan penampilan timnas Inggris. Banyaknya pemain asing menyebabkan pemain asli Inggris kurang berkembang dan akhirnya terbuang. Akibatnya, timnas Inggris gagal lolos ke piala Eropa 2008. Banyak kecaman muncul tetapi mungkin itu oleh Richard Scudamore hanya dianggap angin yang lalu yang sudah menjadikan premier league sebagai ladang bisnis. Ladang bisnis inilah yang akhirnya menyeret klub-klub Inggris pada kebangkrutan karena ketergantungan pada konglomerat-konglomerat kaya pemilik klub. Satu klub, Portsmouth sudah dinyatakan bangkrut. Saya bertanya dalam hati mengapa untuk mencapai sesuatu yang maksimal prestasi dan hajat hidup orang banyak harus dikorbankan?

Juara yang Tenggelam dan Terlupakan


Kita sepertinya sebagai para penggila bola terkadang dan memang tidak terkadang selalu melupakan nama negara yang satu ini. Uruguay. Ya Uruguay, salah satu kontestan di piala dunia 2010 dan berdomisili di amerika selatan. Memang orang sudah lupa akan negara yang satu ini. Uruguay adalah negara pertama yang menjuarai piala dunia pertama pada 1930 dan tercatat juara dunia dengan 2 gelar. Selain itu di kawasan regional bersama dengan Argentina negara ini adalah juara 14 kali Copa America. Tetapi, begitulah Uruguay entah karena sekarang para pemainnya tidak bisa bersaing malah semakin terlupakan dan akhirnya tenggelam. Jika ditanya sekarang siapa pemain Uruguay paling populer sejagad. Jawabannya cuma satu: Diego Forlan. Yang lain?

Sabtu, 10 April 2010

Belajar dari Meksiko


Semua orang pasti akan menyebut telenovela seperti maria mercedes, marimar, elena dan banyak lagi. Ya begitulah pada dekade 90-an ketika telenovela begitu membanjiri televisi tanah air. Tapi yang mau saya bicarakan di sini adalah tentang tim nasional Meksiko. Hanya sedikit orang yang tahu mengenainya apalagi saya. Kalau bicara mengenai ini yang pertama kali terpikir adalah tim berjuluk sombrero-topi khas Meksiko lalu Luis Fernandes kemudian Hugo Sanchez.

Nah, mengenai Meksiko sebenarnya nggak akan jauh beda dengan kebanyakan tim-tim beraroma latin yang lebih sering mengandalkan kecepatan dalam bermain dikarenakan keterbatasan fisik yaitu tubuh yang pendek-pendek. Namun, toh itu bukanlah halangan bagi mereka untuk tetap bisa memainkan kulit bundar dan melawan tim-tim berfisik kuat dan berbadan tinggi contohnya tim-tim dari eropa. Lihat karena keberaniannya Meksiko disegani sebagai salah satu tim dunia yang sering sekali menyulitkan tim-tim unggulan seperti Brazil. Kenapa mereka bisa seperti itu? Selain tidak minder juga karena semangat nasionalismenya begitu kuat ketika membela negara bahkan saking nasionalismenya jarang sekali pemain-pemain Meksiko main di eropa. Sekali lagi bukan karena minder. Kadang saya bertanya dalam hati mengapa timnas kita tak belajar dari mereka?

MENGAPA HARUS SEPAKBOLA?

Pagi ini saya melihat sebuah artikel di detik.com. Rupanya ada juga orang dari luar sepakbola yang bersuara tentang sepakbola nasional. Orang pasti sudah tahu siapa Taufik Hidayat? orang yang bersuara tersebut. Ia bilang bahwa melihat prestasi sepakbola nasional yang mandek sekarang ini dan selalu menghasilkan hasil-hasil yang negatif sebaiknya dihentikan saja kegiatannya selama 3 tahun. Selain alasan tersebut ia juga mengemukakan bahwa kebanyakan APBD selalu dipusatkan untuk sepakbola sedangkan cabang lain seperti cabangnya minim. Apakah Taufik iri? Mungkin. Tetapi, jikalau kita melihat ucapannya memang benar. Sepakbola sebagai olahraga paling populer justru malah terpuruk sedangkan cabang lain katakanlah bulutangkis, basket atau voli serta tinju malah naik prestasinya. Kita tentu sudah tahu bahwa bulutangkis negara ini adalah termasuk yang terkuat di dunia namun kalah populer oleh sepakbola. Basket Indonesia malah mencatat prestasi bagus karena salah satu klubnya, SM Britama menjadi runner di kejuaraan ASEAN. Tinju apalagi. Siapa tak kenal Chris John. Voli sekarang malah Proliganya diminati. Satu lagi yang terbaru futsal yang merupakan turunan sepakbola malah melaju ke final kejuaraan ASEAN.

Namun walau begitu tetaplah sepakbola menjadi yang populer dan merakyat. Sebab apa? Selain mudah dimainkan oleh banyak kalangan dan tidak membutuhkan peralatan yang rumit juga kita harus melihat sejarah. Sepakbola di Indonesia lahir juga karena dorongan politis dan nasionalisme sebab olahraga ini bisa mendatangkan banyak massa ke lapangan. Sepakbola sendiri sudah ada sejak zaman Belanda. Pada masa itu pribumi yang terdiskriminasi tambah terdiskriminasi dalam sepakbola. Makanya, kemudian mereka mendirikan berbagai organisasi sepakbola juga sebagai alat perjuangan. Puncaknya, lahirlah PSSI sebagai organisasi induk pada 1930 yang lahir karena semangat tersebut yang dua tahun sebelumnya sudah ada dalam sumpah pemuda. Nah, makanya setelah penjajahan berakhir semangat itu tetap muncul dan setiap daerah untuk menonjolkan kedaerahannya selalu menyalurkannya dalam sepakbola.

Arti Sebuah Lambang dalam Sepakbola

Setiap organisasi sepakbola baik itu klub atau federasi pastilah mempunyai lambang. Lambang yang dibuat begitu beragam dan menarik namun mereka membuatnya tidaklah seenak perut alias asal-asalan. Yang mereka buat berdasarkan sebuah ciri khas yang sudah membudaya dan berada di sekitar. Ambil contoh saja AS Roma yang lambangnya ada gambar serigala dengan dua orang sedang menyusui. Jelas lambang itu adalah lambang kota Roma yang diambil berdasarkan cerita terjadinya kota Roma. Itu yang berdasarkan cerita. Namun ada juga yang berdasarkan tempat seperti yang tertera pada dua lambang klub asal manchester, United dan City. Lambang kapal yang sedang berlayar menunjukkan sebuah kanal manchester yang memang berada di kota tersebut. Lalu ada juga yang mengambil binatang khas setempat seperti liverpool yang berlambang burung liverpuldian yang memang berhabitat di Merseyside, tempat asal Liverpool.

Bagaimana dengan di Indonesia? 

Hampir semua lambang sepakbola di negara ini kebanyakan mengambil dari lambang provinsi atau lambang kota. Namun ada juga yang mengambil dari julukannya sendiri seperti Arema atau nama klub seperti Pelita. Bagaimanapun lambang itu memang seperti sesuatu yang sakral. Kehadirannya dalam sebuah seragam klub memang membantu motivasi para pemain.

BRAZIL LO MAESTRO


Ha...ha...ha...Brazil. Ya Brazil. Sebuah nama yang sulit dipisahkan dalam sepakbola dunia. Nama ini adalah sebuah nama yang begitu mempesona sama seperti orang-orangnya yang gemar memainkan dan jago bermain bola. Bahkan lebih dari itu. Sepakbola juga sudah dijadikan alat ekonomi dan devisa di sana. Hampir setiap tahun para pemuda Brazil selalu mencoba mencari peruntungan di luar Brazil ya apalagi kalau bukan eropa. Tetapi sebenarnya bukan hanya eropa juga belahan dunia lain termasuk juga Indonesia. Permainan yang memukau, fisik yang mumpuni, kemampuan beradaptif dalam segala kondisi serta harga yang murah menjadi pertimbangan. Tentulah sebagian dari mereka merantau berharap masuk ke dalam timnasnya sendiri alias seleccao. Tapi, itu tak mudah. Hanya 10% saja yang bakal masuk walaupun dia punya kemampuan di atas rata-rata dan itu memang tak jaminan. Semua orang Brazil juga punya kemampuan itu. Akhirnya karena nggak kepanggil mungkin juga karena putus asa ada yang main di timnas negara lain seperti Ailton di Tunisia, Deco dan Pepe di Portugal, Senna di Spanyol atau Keyton Alves di Vietnam.

Karena banyak pemainnya yang meranatau akhirnya juga membuat liga Brazil atau yang biasa disebut juga Serie A-mirip Italia jadi kurang semarak. Hal ini yang membuat presiden Lula da Silva berang dan meminta membuat undang-undang untuk melindungi para pemain muda dari klub-klub eropa. Ya si Tuan Presiden sadar bahwa dia adalah presiden di negara tanah sepakbola yang harus dijaga martabatnya. Jika hal ini terus-menerus terjadi Brazil lama-kelamaan bisa bangkrut sumber dayanya. Itulah resiko memang jika mempunyai warga yang jago bermain bola.

Jumat, 09 April 2010

PELITA yang IRONIS


Akhir-akhir ini jika saya melihat pertandingan di Liga Super saya amat miris melihat nasib Pelita Jaya. Selalu kalah dan hampir terdegradasi. Entah faktor apa yang membuat klub milik keluarga Bakrie ini rada sekarat. Padahal dari segi finansial tak masalah, pemain, pelatih oke semua. Kalau berbicara mengenai Pelita saya akan teringat masa kecil saya melihat Pelita adalah sebuah klub Indonesia yang superior. Waktu itu Pelita masih diperkuat beberapa bintang seperti Kurniawan. Pelita tentu markasnya dahulu di Jakarta bukan di Karawang. Klub yang berdiri pada 1986 ini adalah mantan galatama yang pernah melahirkan beberapa bintang terkenal seperti Fandi Achmad sebelum ia terkenal di eropa. Bahkan pemain sekelas Roger Milla, Mario Kempes, dan Maboang Kessack pernah main di sini. 

Pelita tentu dahulu bukan hanya kuat di Indonesia saja tetapi juga di Asia. Ingat! Dia adalah klub Indonesia yang pernah menjadi juara 3 di liga champions Asia pada awal 90-an. Pelita itu ibaratnya memang ikon Indonesia pada masa itu. Tetapi sekarang malah sebaliknya. Apa pengurus Pelita lupa akan sejarahnya sendiri yang gemilang? Entahlah. Tapi, yang jelas saya di sini mau memberi tahu bahwa klub-klub Indonesia pada masa dahulu begitu tangguh di Asia. Sekarang aja pada kepayahan!

Timnas Indonesia (Hindia-Belanda) 1938

Ini adalah foto timnas Indonesia yang waktu itu masih bernama Hindia Belanda pada piala dunia 1938 di Perancis. Bernama Hindia Belanda karena ketika itu negara ini masih dikuasai Belanda. Tetapi, toh seharusnya kita masih bisa berbangga karena ternyata Indonesia pernah tampil di piala dunia walaupun sebagian orang enggan mengakui. Entah kenapa apa karena nama Hindia-Belanda. Sudahlah kita tak usah malu terhadap sejarah sendiri! Ingat belajar dari sejarah akan membuat kita bijak! Ini yang sudah dilupakan semua insan sepakbola di negara ini!

Garuda di Dadaku!


Setiap orang pasti bangga jika mempunyai timnas sepakbola yang hebat. Begitu juga aku. Namun terkadang keinginan itu tak sebanding dengan kenyataan. Aku memang orang Indonesia dan mempunyai timnas bernama timnas sepakbola Indonesia. Inilah timnas yang ada sebagai perwujudan dari sebuah negara kepulauan terbesar di dunia. Namun walau besar tetap saja itu merupakan keironisan. Timnas Indonesia bukanlah termasuk timnas terkuat di dunia, di asia bahkan di asia tenggara. Padahal sewaktu aku kecil timnas Indonesia termasuk yang terkuat di asia tenggara dan ketika aku belum lahir ia juga termasuk yang terkuat di asia. Ada satu prestasi yang terus dibanggakan orang tepatnya pada 1956 ketika timnas berhasil menahan imbang Uni Soviet di Olimpiade walaupun beberapa hari kemudian kalah 0-4. Pada masa orang tuaku dulu timnas memang benar-benar timnas. Timnas ini dengan gampangnya mendapatkan lawan tanding termasuk MU dan Bayern Munchen dan juga beberapa negara eropa timur bahkan bintang-bintang seperti Pele, Beckenbauer, dan Cruyff pernah mampir di Senayan. Sekarang ceritanya lain. Timnas yang ini benar-benar bukan timnas. Lawan tanding saja susah didapat akibat kalah terus. Satu orang yang disebutkan paling bersalah masih saja berkuasa di PSSI! Memang sungguh menyebalkan! Tetapi walau begitu tetap Garuda di dadaku!

BARCELONA


Jangan cepat berkata dengan judul di atas. Yang aku akan tulis memang tentang Barcelona tetapi bukan Barcelona sebagai kota tetapi Barcelona sebagai tim sepakbola. Semua insan pun sudah tahu tentang Barcelona. Tim yang berasal dari Katalonia dan mempunyai permainan yang begitu membius dari kaki ke kaki. Bahkan pada masa sekarang. Bicara Barcelona kita juga akan berbicara bagaimana sepakbola bisa dengan indahnya dimainkan. Sepakbola yang berasal dari keterbatasan fisik sebetulnya. Tentu tak ada klub yang menyamai prestasi yang dibuat Barcelona. Enam gelar dalam setahun. Bayangkan!

Terkadang dalam hati aku suka heran dengan permainan mereka yang memang fantastis. Terutama juga untuk seorang Messi. Baru kali mungkin dalam sejarah sepakbola dunia ada permainan yang seperti ini. Mirip memang dengan permainan timnas Belanda tetapi ini lebih dari itu. Barcelona toh pada masa kecilku sebenarnya klub yang levelnya sama dengan klub-klub eropa lain tetapi sekarang sudah jauh berubah. Ini dimulai dari zaman Rijkaard kemudian berlanjut ke Guardiola. Jika di zaman Rijkaard bentuk yang sekarang sudah ada terlebih dahulu di zaman Guardiola bentuk itu ditambah dengan konsisten dan kedisplinan.

Kalau bicara Barcelona aku juga akan bicara mengenai keberadaan masyarakat Katalonia yang menjadikan Barcelona sebagai alat perjuangan mereka melawan kediktatoran pemerintah pusat. Dahulu memang dalam sejarahnya klub ini ada karena kediktatoran Franco yang ingin menghapus segala macam aspek yang berada di katalonia termasuk juga bahasa dan budaya. Biasanya kediktatoran Franco selalu diidentikkan dengan Real Madrid. Maka tak salah jika duel antara kedua klub yang bertajuk el clasico selalu dipenuhi dengan begitu banyak gengsi. Inilah mengapa yang pernah aku katakan bahwa sepakbola bukan sekedar olahraga.

Serie A


Inilah kompetisi sepakbola yang aku ikuti sejak piala dunia 98. Liga Italia atau lega calcio atau serie A. Liga ini adalah sebuah liga sepakbola yang termasuk dalam 3 besar dunia setelah Inggris dan Spanyol. Itu data pada masa sekarang. Ketika pada era 80-an atau 90-an serie A merupakan liga nomor satu di dunia. Ini dikarenakan klub-klubnya tampil begitu mengesankan di eropa dan dunia. Sebut saja Juventus, Milan, Inter. Sebelum piala dunia 98 saja Juventus yang waktu itu termasuk raksasa di Italia 3 kali ke final liga champions sejak 96. Sayang dari 3 kali kesempatan Juve cuma sukses sekali yaitu pada 96. Selain itu, sebelum era Juve ada Milan yang begitu digdaya di awal 90-an dengan the dream team-nya. Selain klub serie A adalah rumah para pemain terbaik dunia. Coba lihat ada 7 pemain terbaik dunia di sini. Mulai dari Lothar Matthaus hingga Kaka. Sayang semenjak piala dunia 98 dan berganti milenium pamor serie A turun kalah oleh spanyol  dan Inggris dan tambah turub karena calciopoli. Ini dikarenakan juga klub-klubnya inkonsisten dan kepayahan. Namun, tetap saja itu tak menyurutkan niatku untuk menyukai kompetisi ini. Sebab lihat mereka mempunyai kesabaran dan kekuatan sehingga dahulu melahirkan banyak prestasi beda dengan spanyol dan inggris. Apalagi Inggris yang cenderung instan.

Kalau di serie a jagoanku pada awalnya adalah Juventus. Tetapi karena terlalu dominan aku sejak 2000 memegang Roma sampai sekarang.

Sepakbola awal

Sepakbola. Semua orang tentu akan bereaksi jika mendengar kata ini. Sebuah permainan dan olahraga yang sederhana dan menarik. Bisa dimainkan semua kalangan. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa bahkan yang sudah berbau tanah sekalipun. Namun bagi saya pribadi sepakbola bukanlah hanya sebatas pada olahraga tetapi ia melebihi itu. TENTU yang AWAM akan sepakbola memang tidak menyadarinya sebab hanya tahu sepakbola ya sepakbola.

Aku sendiri menyukai sepakbola sejak kelas 5 sd. Waktu itu bertepatan dengan piala dunia 1998 di Perancis. Awalnya sih aku kurang tertarik dan awam dengan olahraga ini. Tetapi begitu melihat piala dunia mataku terbuka dan seperti ada magnet yang membuatku untuk menyukai olahraga ini. Di piala dunia jagoanku Brazil eh sayang malah keok di final sama Perancis. Semenjak itu mulailah aku sering menonton bola dan menjadi gila bola mulai dari liga Italia, liga Inggris hingga liga champions. Walau aku suka bola aku jarang main bola. Main kalau ada mau. Biasanya aku main sebagai bek atau kiper.