BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Selasa, 26 April 2011

Preview Semifinal UCL 2010/2011

UEFA Champions League musim 2010/2011 menuju babak akhir. Ya, empat klub tersisa akan saling bertarung dalam semifinal kejuaraan antarklub se-Eropa tersebut dinihari nanti dan lusa. Manchester United, Schalke 04, Real Madrid, dan Barcelona menjadi klub-klub yang bisa mulai diprediksi siapakah yang akan menjadi juara pada partai final di Wembley.

Di hari pertama semifinal akan berhadapan Schalke 04 dengan Manchester United. Jika dilihat sepintas sejujurnya banyak orang melihat ini bukanlah partai yang seimbang mengingat Schalke hanyalah semacam klub medioker di Eropa dibandingkan sang lawan yang sudah tersohor sebagai klub terbaik di dunia. Namun, jangan menilai terlalu awal bila MU mudah mengatasi Schalke. Klub asal Jerman ini rupanya bukan klub medioker sembarangan. Tentu semua akan melihat sepak terjang Schalke di UCL musim ini termasuk yang terakhir menghantam sang juara bertahan, Inter Milan, pada perempatfinal. MU sendiri seperti diperingatkan untuk waspada dan meremehkan kekuatan klub asal Gelsenkirchen tersebut. Kewaspadaan itu menjadi penting dikarenakan bukan hanya Schalke mampu melaju hingga ke semifinal, namun juga karena beberapa komposisi pemain di dalamnya yang bisa dikatakan berpengalaman, seperti Raul, Huntelaar, Metzelder dan Neuer, serta Farfan.

MU sendiri cukup serius untuk menanggapi Schalke. Terbukti dalam pertandingan melawan Everton, beberapa pemain inti disimpan.

Di partai lain atau esoknya, akan kembali tersaji duel menarik nan prestisius, El Clasico jilid 3, antara Real Madrid dan Barcelona. Kedua klub yang merupakan rival abadi di kompetisi domestik akan berusaha menjadi pemenang demi tiket final ke Wembley. Tentu saja Real Madrid punya semacam kepercayaan diri tinggi usai menghantam sang lawan, Barcelona di partai piala Raja Spanyol minggu kemarin lewat gol tunggal Cristiano Ronaldo dan kemudian melanjutkan itu ke partai di akhir pekan melawan Valencia. Begitu juga Barcelona. Meski kalah mereka tetap yakin mampu membalas dendam atas Madrid.

Kamis, 21 April 2011

Real Madrid Juara Piala Raja Spanyol

Real Madrid akhirnya berhasil menuntaskan dendam atas seteru abadinya, Barcelona pada final piala Raja Spanyol 2011 dinihari tadi. Cristiano Ronaldo, menjadi pahlawan kemenangan los blancos pada menit ke 102 babak pertama perpanjangan waktu usai menerima umpan sayap dari Angel di Maria. Kemenangan ini jelas menjadikan Madrid sebagai juara piala Raja dan menjadi gelar pertama untuk klub tersebut setelah semusim yang lalu nihil gelar. Gelar ini juga menjadi gelar pertama bagi Jose Mourinho semenjak pertengahan tahun lalu ditunjuk menjadi pelatih klub tersebut.

Pertandingan kedua tim sendiri berlangsung panas dan penuh tekanan. Kendali bola sepenuhnya berada di Barcelona yang memang gemar memainkan permainan dari kaki ke kaki dan umpan satu-dua. Sedangkan Madrid berupaya memakai taktif yang terbilang defensif dan mengandalkan serangan balik untuk meredamnya. Terbukti dari beberapa serangan balik itu didapat banyak peluang 5 diantaranya oleh sang megabintang, Cristiano Ronaldo dan hanya satu yang bisa dikonversi menjadi gol. Gol itu sendiri yang melalui sundulan kepala menjadi gol kedua CR7 ke gawang Barcelona setelah 6 hari yang lalu ia juga mencetak gol ke gawang tim yang sama.

Jose Mourinho sendiri memang terkesan aneh karena menurunkan semua pemainnya tanpa ada satu pun pemain depan. Terlihat Mourinho mengandalkan banyak lini tengah dan pertahanannya untuk maju menggempur dan meredam agresifitas Barcelona. Bahkan tanpa disangka-sangka bek tengah Madrid, Pepe berulang kali maju sampai luar kotak penalti Barcelona. Hal yang sama kemudian diikuti oleh bek lawan, Gerard Pique.

Dalam pertandingan itu tak begitu terlihat pergerakan Lionel Messi yang tampaknya tidak bisa menguasai bola begitu banyak sebab tekanan dari bek-bek Madrid seperti Pepe dan Marcelo. Bahkan Dani Alves yang sering membantu juga terhambat. Alhasil aliran bola yang biasanya lancar dari lini tengah yang dikomandoi Xavi agak terhambat dan hanya beberapa peluang saja tercipta terutama dari Pedro yang sebenarnya sempat menciptakan gol namun dianulir wasit. David Villa yang menjadi target man juga tak bisa berbuat banyak.

Kemenangan Madrid ini setidaknya bisa mempertebal harapan mereka untuk bertemu kembali Barcelona pada semifinal UEFA Champions League dan juga menyaingi Barcelona yang tampaknya yakin merebut gelar juara La Liga.

Rabu, 20 April 2011

Defensif vs Ofensif: Preview Final Piala Raja Spanyol 2011

El clasico 2011 kembali hadir dengan sekuel kedua. Kali ini  ajang piala Raja Spanyol atau Copa del Rey menjadi areanya. Tak tanggung-tanggung partai klasik nan panas ini akan dipentaskan pada partai final dan stadion Mestalla siap menjadi saksi dua raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.
Sergio Busquets (C) of Barcelona is tackled by Xabi Alonso (L) and Marcelo  of Real Madrid during the La Liga match between Real Madrid and Barcelona at Estadio Santiago Bernabeu on April 16, 2011 in Madrid, Spain.

Final ini sendiri berselang 5 hari setelah el clasico jilid satu dari 4 jilid yang akan dilangsungkan dalam rentang waktu 18 hari. Dalam pertandingan el clasico kemarin yang berlangsung di Madrid, kedua tim sama-sama berbagi angka 1-1 dengan dua gol masing-masing dicetak melalui titik penalti. Tentu saja hasil yang demikian membuat Real Madrid kian sulit untuk mengejar Barcelona dalam perebutan juara La Liga.

Namun, tidak demikian ketika el clasico terjadi di final. Jose Mourinho, sang pelatih los galaticos begitu yakin bisa mengalahkan Barcelona. Begitu juga, Josep Guardiola, sang pelatih los fantasticos yang yakin klubnya mampu mengalahkan sang seteru abadi di final ini dan sekaligus mengincar gelar pertama di musim ini.

Meskipun yakin dan menurunkan skema 4-3-3-sebuah formasi yang sama dengan Barcelona-Mourinho tetap akan memperagakan taktif defensif untuk meredam agresifitas para pemain "kurcaci" Barcelona yang lekat dengan permainan umpan 1-2. Taktik yang demikian dianggap sukses ketika pada el clasico kemarin. Namun, peragaan taktik ini jelas mengundang banyak kritik. Johan Cruyff, sang legenda sepakbola Belanda yang akrab dengan Barcelona mengatakan bahwa Mourinho adalah musuh sepakbola dan tidak mengerti mengenai sepakbola indah yang memang akrab dengan sang meneer. Tak hanya dari Cruyff, kritikan juga datang dari pihak Real Madrid sendiri. Tak tanggung-tanggung yang melontarkannya adalah Alfredo di Stefano, legenda dan presiden kehormatan Real Madrid. Di Stefano yang pada masanya membawa Madrid juara 5 kali di Eropa dan memainkan sepakbola indah sepanjang karir sepakbolanya mengatakan bahwa taktif defensif yang diperagakan Mou tidaklah sejalan dengan permainan Madrid yang sebenarnya. Tak hanya itu Di Stefano juga mengatakan pertandingan el clasico kemarin bagai tikus melawan harimau. Tikus yang dimaksud adalah Madrid sendiri sedangkan harimau adalah Barcelona.

Jelas saja Mourinho geram dan mengatakan Di Stefano tak berhak ikut campur.

Barcelona dan Real Madrid sendiri baru 3 kali bertemu termasuk final ini pada final piala Raja. Pertemuan pertama terjadi tahun 1936 ketika Madrid menang 1-0. Pertemuan kedua terjadi pada 1968 dengan Barcelona balik mengalahkan Madrid 2-1. Bila ditilik dari dua pertemuan sebelumnya jelas kedua-duanya memegang rekor seri. Namun, keadaan yang demikian tidak berlaku mengingat Barcelona malah terlihat lebih superior atas rivalnya dalam beberapa tahun terakhir termasuk di Eropa. Di ajang ini malah Barcelona yang banyak meraih gelar dengan jumlah 25 dibandingkan Madrid yang hanya 17 dan terakhir meraih gelar bergengsi kedua ini pada 18 tahun yang lalu.

Senin, 18 April 2011

Porto: Sang Naga Biru Pendobrak Eropa

Nama klub ini cukup simpel. FC Porto atau orang lebih suka menyebutnya Porto. Namanya sendiri mengacu pada sebuah kota pelabuhan di timur Portugal, tempat berdomisili klub ini. Porto adalah sebuah klub sepakbola di Portugal, sebuah negara yang mengawali penjelajahan dunia baru. Klub ini cukup terkenal dan termashyur dikarenakan prestasi-prestasinya baik di domestik maupun mancanegara.

Berdiri pada 117 tahun lalu, Porto akan dikenal sebagai sebuah klub asal Portugal kedua yang mampu juara di Eropa untuk pertama kalinya pada 1987 ketika mereka berhasil mengalahkan lawannya dari Jerman, Bayern Muenchen. Salah satu gol dari klub berjuluk Os Dragoes atau Para Naga tersebut dicetak oleh seorang Aljazair bernama Rabah Madjer yang mengantarkannya juga menjadi pemain terbaik Afrika pada tahun tersebut. Pada tahun 1987 juga, Porto berhasil menjuarai piala Interkontinental (sekarang piala Dunia Antarklub) pertamanya.

Dari tangan klub yang sekarang bermarkas di stadion Do Dragao-mengikuti julukan dan lambang di klub, klub ini melahirkan nama-nama beken usai Rabah Madjer. Yang pertama adalah Mario Jardel dan kedua adalah Jose Mourinho. Sosok pertama adalah seorang penyerang asal Brasil yang pengabdiannya di Porto dimulai pada 1996 hingga 2000. Dalam 4 tahun tersebut, Jardel menjadi striker tersubur di Porto dengan mengkoleksi 130 gol dari 125 penampilannya. Selain itu ia juga 4 kali berturut-turut menjadi pencetak gol terbanyak di Portugal dan Eropa serta membawa Porto 3 kali juara liga berturut-turut.

Sosok kedua adalah salah seorang pelatih terbaik di dunia saat ini yang juga suka mengumbar kata-kata yang boleh dibilang amat kontroversial.  Ia memang hanya dua tahun menangani Porto yaitu 2002 hingga 2004. Namun selama 2 tahun itu ia cukup berhasil untuk membawa Porto tak hanya mapan di Portugal tetapi juga di Eropa. Dua gelar liga domestik, 1 piala dan piala Super Portugal serta dua gelar Eropa, Piala UEFA (sekarang Liga Eropa) dan UEFA Champions League pada 2003 dan 2004 menjadikan Porto sebagai sebuah klub yang disegani baik di Portugal maupun di Eropa. Pada akhirnya, Mourinho pun dilirik oleh beberapa klub besar di Eropa dan Chelsea termasuk yang beruntung. Tak lupa juga ia membawa beberapa anak buahnya yang kemudian juga menjadi terkenal seperti Ricardo Carvalho dan Paulo Ferreira.

Meskipun Porto masih kalah oleh Benfica dalam pencapaian gelar liga (Porto 25, Benfica 32), namun bisa dibilang Porto adalah klub asal Portugal yang selalu mencoba mendobrak kemapanan klub-klub dari liga-liga besar Eropa dalam beberapa tahun terakhir meskipun kemudian langkah Porto kebanyakan terhenti sampai perempatfinal. Tahun 2003 dan 2004 sajalah Porto akhirnya mencapai puncaknya sebagai pendobrak. Akan tetapi prestasi yang terjadi dalam belakangan tahun terakhir ini masih bisa dibanggakan daripada seteru abadinya yang belum menunjukkan tanda kebangkitannya termasuk juga di Portugal sendiri.

Kamis, 14 April 2011

Review Perempatfinal UEFA Champions League 2010/2011

Partai perempatfinal UEFA Champions League musim ini sudah selesai. Empat klub terbaik telah menempatkan dirinya untuk berada di semifinal. Manchester United, Schalke 04, Barcelona, dan Real Madrid adalah klub-klub terbaik tersebut. Dari keempatnya jelas Schalke termasuk kejutan sebab baru pertama kalinya klub asal Gelsenkirchen , Jerman tersebut melangkah hingga sejauh ini. Akan tetapi lupakan dahulu tentang bagaimana peluang mereka di semifinal termasuk juga membahas el-clasico di dalamnya.

Kini kita bahas bagaimana keempatnya telah berada di semifinal.

Manchester United menjadi klub Inggris satu-satunya di semifinal. Keberhasilan mereka didapat usai mendepak wakil Inggris sekaligus kompetitor mereka di EPL, Chelsea. Ketika menjadi tim tamu MU sudah unggul 1-0 melalui gol semata wayang Wayne Rooney dan ketika di Old Trafford, MU mampu mengungguli lawannya tersebut dengan skor 2-1. Adalah Chicarito dan Park Ji-Sung yang menjadi pahlawan si setan merah sementara Chelsea hanya bisa memasukkan bola lewat penyerang andalannya, Didier Drogba. Tentu saja perjuangan MU terlihat sulit karena Chelsea begitu ngotot untuk menghasilkan keunggulan supaya bisa ke semifinal. Di semifinal mereka sudah ditantang wakil Jerman, Schalke 04.

Mengenai Schalke agaknya juga cukup unik. Klub asal Jerman ini bukanlah unggulan seperti halnya Bayern Muenchen namun ternyata bisa membuat dugaan banyak orang meleset. Sempat diprediksi hanya sampai penyisihan grup atau babak 16 besar mereka malah bisa melaju. Tentu saja kemenangan mengejutkan atas sang juara bertahan, Inter Milan sudah menjadi penanda bahwa the royal blues bukanlah klub anak bawang. Di kandang Inter mereka bisa dengan memutarbalikkan otak kebanyakan orang menang 5-2. Padahal dua kali mereka sempat tertinggal oleh dua gol tuan rumah melalui Dejan Stankovic dan Diego Milito. Akan tetapi semangat diesel khas Jerman rupanya masih membekas di klub ini. Terbukti pada akhirnya mereka bisa menyamakan kedudukan dan bahkan unggul. Salah satu yang mencetak golnya adalah Raul Gonzales Blanco. Sosok ini yang kemudian menghancurkan Inter kembali ketika bermain di Veltins Arena dan kembali membuat Schalke unggul 2-1. Schalke sendiri berhasil unggul lewat Benedikt Hoewedes sementara Inter melalui Thiago Motta. Hasil demikian akhirnya membuat Inter sebagai satu-satunya Italia habis di ajang kompetisi bergengsi antarklub Eropa kali ini.

Seperti sudah diprediksi sebelum-sebelumnya, Barcelona tetap mampu mendominasi atas lawannya dari Ukraina, Shaktar Donetsk. Berbekal keunggulan di kandang sendiri dengan skor telak 5-1, mereka tetap bisa menggungguli lawannya lewat sebiji gol Lionel Messi. Hal yang demikian membuat mereka akan bersua kembali dengan pesaing abadinya di La Liga, Real Madrid.

Real Madrid sendiri juga tetap bisa unggul atas wakil debutan asal Inggris, Tottenham Hotspur dengan skor tipis 1-0 melalui tendangan jarak jauh CR7 yang dikonversi dengan kesalahan kiper lawan, Heurelho Gomes. Keunggulan tersebut merubah agregat menjadi 5-0 karena di pertemuan pertama, Madrid unggul 4-0. Hasil tersebut juga pada akhirnya memupuskan keinginan klub-klub Inggris asal London untuk bisa tampil di kota sendiri pada final yang diadakan di kota tersebut tepatnya di stadion Wembley yang baru.

Jumat, 08 April 2011

Dimana Belanda?

Mendengar Belanda dalam kamus sepakbola modern adalah sebuah negara kecil di barat Eropa yang sering mengandalkan permainan cantik nan cepat dengan selalu menyerang habis-habisan. Total-voetbal namanya. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir Belanda sebagai si empunya sudah jarang mempraktekkan dan malah sukses diserap oleh Spanyol dengan nama Tiki-Taka tetap saja Belanda akan selalu dikaitkan dengan total-voetbal.

Berbicara tentang sepakbola Belanda juga bukan hanya berbicara tentang timnasnya saja yang kembali meroket akan tetapi juga mengenai klub-klubnya. Semua sudah pasti tahu apa itu Ajax, Feyenoord, dan PSV yang di dalam negerinya disebut de grote drie atau si tiga besar? Tentu saja yang paling populer adalah Ajax. Klub inilah yang menjadi satu-satunya klub di Belanda dalam pengoleksi gelar terbanyak juara Eredivisie atau Liga Belanda serta paling banyak juga merengkuh gelar Eropa sebanyak 4 kali. Dari Ajax pun lahir nama-nama beken seperti sang maestro total-voetbal Johan Cruyff, Marco van Basten, Clarence Seedorf, Zlatan Ibrahimovic, Dennis Bergkamp serta yang lainnya yang kemudian selalu menjadi tradisi bagi para alumni Ajax sukses di luar Ajax.

Di Eropa klub-klub Belanda termasuk cukup tangguh. Selain Ajax yang sudah 4 kali ada juga PSV dan Feyenoord yang berbagi gelar masing-masing sekali. Terakhir kali klub-klub Belanda berjaya di Eropa pada 1996 melalui Ajax dan 2002 melalui Feyenoord. Setelah itu? melempem.

Hal itulah yang nampaknya akan terus-terusan terjadi termasuk hasil yang didapat dari pertandingan babak pertama perempatfinal  Liga Europa dinihari tadi. Dua wakil Belanda, Twente dan PSV harus mau dan rela dihajar dengan skor telak oleh lawan-lawan mereka. Twente dihajar wakil Spanyol, Villareal 5-1 dan PSV oleh Benfica 4-1. Tentu saja hal tersebut sangat berat meskipun masih ada satu babak lagi.

Hasil yang demikian akan membuat orang bertanya-tanya dimanakah klub-klub Belanda sekarang? Performa klub-klub itu selalu saja mengecewakan dan nampaknya tidak bisa bersaing dan bersanding dengan klub-klub Eropa lainnya. Klub-klub itu hanya mampu tampil bagus di kompetisi domestik yang tingkat persaingannya masih rendah. Eredivisie sendiri bukanlah lagi termasuk liga papan atas Eropa. Peringkatnya berada di luar 5 besar. Belanda pada akhirnya jika berlaga di UCL hanya bisa mengirimkan wakil 2+1. Di klub-klub Belanda yang terkenal hemat akan finansialnya rata-rata pemainnya boleh dibilang pas-pasan. Hanya beberapa saja di atas rata-rata dan kemudian keluar Belanda untuk mencari pengalaman. Memang Eredivisie sendiri tidak begitu semarak.

Hasil yang demikian memang jelas dengan performa timnas Belanda yang selalu meroket. Tetapi, harus diketahui di dalam tubuh timnas itu kebanyakan para pemainnya bermain di luar Belanda.

Kamis, 07 April 2011

Rooney Taklukkan Chelsea!

Keinginan Chelsea untuk membalas dendam atas kejadian memalukan di Moskow 3 tahun silam untuk sementara tidak kesampaian. Pasalnya, the blues-julukan Chelsea harus menyerah kalah 0-1 di kandang sendiri oleh kompetitor mereka, Manchester United pada babak perempatfinal babak pertama UEFA Champions League musim 2010/2011. Adalah Wayne Rooney, si bengal yang menjadi pemupus harapan Chelsea untuk bisa berjaya di kandang sendiri. Golnya di menit ke-24 cukup menjadi tabungan berharga bagi MU untuk berlaga di kandang sendiri pekan depan.
Ferguson heralds 'clever midfield' display

Pertandingan antara kedua tim Inggris tersebut dinihari tadi boleh dibilang dalam tempo yang sedang. Chelsea sebagai tuan rumah berambisi untuk memenangkan pertandingan mengambil inisiatif lebih dahulu untuk menyerang ke jantung pertahanan MU dengan mengandalkan duet Didier Drogba-Fernando Torres. Sayang, usaha Chelsea selalu terbentur barisan pertahanan MU yang cukup bagus yang dikomandoi oleh duet Rio Ferdinand-Nemanja Vidic. Apalagi kiper veteran Edwin van der Sar juga tampil apik.

MU juga berusaha bergantian menyerang. Beberapa peluang mereka dapatkan melalui Javier Hernandez serta Park Ji-Sung. Namun, peluang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Berawal dari umpan silang Michael Carrick yang diteruskan oleh sayap veteran MU, Ryan Giggs dari sisi kiri pertahanan Chelsea, gawang Chelsea yang dikawal oleh Petr Cech akhirnya bobol juga melalui penyerang lawan, Wayne Rooney pada menit ke-24 memanfaatkan umpan tersebut. United unggul sementara 1-0.

Chelsea yang tertinggal terus berusaha mengejar untuk menyamakan kedudukan. Menjelang babak pertama berakhir sebuah peluang untuk menjadi gol tercipta melalui Fernando Torres dan Frank Lampard. Sayang, peluang yang demikian menjadi kabur karena tiang gawang dan aksi cepat barisan belakang MU.

Di babak kedua, sundulan Torres hampir saja menyamakan kedudukan. Sayang dan sekali lagi Van der Sar tampil apik.

Di akhir babak kedua, Chelsea sebetulnya mendapat peluang melalui titik 12 pas ketika Ramires digunting oleh Patrice Evra. Namun, wasit Undiano Mallenco tidak mengganggap hal tersebut pelanggaran.

Di pertandingan lainnya seperti sesuai dengan prediksi, Barcelona menang mudah 5-1 atas tamunya, Shakhtar Donetsk. Skor yang demikian membuat peluang terjadinya el clasico di semifinal dengan Real Madrid.

Rabu, 06 April 2011

Russian Roullete Kembali Tersaji di Stamford Bridge

Tiga tahun yang lalu sebuah drama bertajuk "English russian roulette" tersaji di Moskow, Rusia. Ketika itu drama tersebut terbungkus dalam final UEFA Champions League musim 2007-2008. Adalah Manchester United dan Chelsea yang menjadi dua pelakon penting bagi final kejuaraan bergengsi antarklub Eropa tersebut sekaligus menandakan hegemoni Inggris karena berhasil menempatkan dua wakilnya di final untuk pertama kalinya.

Pertandingan kedua tim berjalan seru dan seimbang bahkan menjurus keras. MU yang unggul terlebih dahulu lewat mantan pemainnya, Christiano Ronaldo disamakan kemudian oleh motor permainan Chelsea, Frank Lampard. Drama kemudian benar-benar terjadi. Menjelang berakhirnya waktu normal terjadi perselisihan di lapangan. Didier Drogba serta Nemanja Vidic menjadi korban. Kedua-duanya  dikeluarkan oleh wasit. Drama pun benar-benar berlanjut ke adu penalti. Pelakunya adalah Jhon Terry yang gagal mengeksekusi penalti karena terpleset dan Edwin van der Sar menjadi pahlawan usai mengeblok tendangan penendang terakhir Chelsea, Nicolas Anelka. MU pun menjadi juara.

Kini kedua tim akan benar-benar kembali bertemu. Masih di ajang yang sama namun di perempatfinal. Sudah pasti aroma dendam semakin terkuak di antara keduanya. Chelsea yang bertindak sebagai tuan rumah tentu berniat membalas sakit hati pada memori kelam tersebut sedangkan MU tentu juga berniat membalas kekalahan pada pertandingan terakhir mereka melawan sang lawan di ajang EPL. Baik keduanya sama-sama optimis meskipun kepercayaan diri tingkat tinggi berada di pihak MU yang sabtu kemarin sukses menumbangkan West Ham di kandangnya. Sayang, pertandingan gemilang tersebut harus dinodai oleh ulah konyol Wayne Rooney. Kabar terakhir menyebutkan sang penyerang cedera namun hanya mengalami cedera ringan sehingga masih bisa diturunkan. Sedangkan Chelsea malah ditahan imbang oleh Stoke di kandang lawan. Kedua kubu juga mempunyai permasalahan. MU masih berupaya keras agar Rio Ferdinand bisa kembali setelah beberapa pertandingan absen. Sang bek terlihat sudah ada di sesi latihan. Chelsea masih dipusingkan dengan Fernando Torres yang masih mandul usai pembelian pada Februari.

Meski begitu, Carlo Ancelotti, sang pelatih Chelsea tetap optimis bisa menumbangkan United dengan mengaitkan pada memori 2007 ketika ia sukses membalaskan dendam klub yang ketika itu dilatihnya, Milan atas Liverpool di partai final. Begitu juga yang diungkapkan Sir Alex Ferguson.

Madrid fantastis, Inter Terheran-heran

Tidak seimbang tapi fantastis. Itulah yang pantas digambarkan dalam duel antara Real Madrid dan Tottenham Hotspur pada babak pertama semifinal UEFA Champions League 2010/2011 dinihari tadi. Sebagai tuan rumah, Madrid sukses mengganyang Spurs 4 gol tanpa balas.

Majestic Madrid sweep Tottenham away
Dalam pertandingan itu terlihat Madrid sebagai klub dengan segudang prestasi dan pengalaman terlihat sangat mendominasi terhadap lawannya yang berstatus sebagai debutan fantastis. Tanda-tanda terciptanya gol sepertinya akan cepat terjadi. Dan benar saja di menit ke-4 mantan bintang Arsenal dan Manchester City, Emmanuel Adebayor sukses menjebol gawang Spurs yang dikawal oleh Heurelho Gomes lewat sundulan kepalanya. Skor pun berubah 1-0.

Usai gol pertama Madrid tetap meningkatkan serangan. Spurs yang tertinggal tidak diam saja. Beberapa peluang berusaha mereka ciptakan lewat tendangan bebas Rafael van der Vaart dan kecepatan Gareth Bale. Sayang, gagal karena terbentur tembok kokoh Madrid yang dikawal oleh Pepe dan Ricardo Carvalho. Usaha Spurs untuk melakukan hal tersebut terganjal ketika pada menit ke-15 karena sang penyerang, Peter Crouch mendapat kartu merah usai mendapat kartu kuning kedua. Praktis, sejak menit tersebut Spurs harus bermain dengan 10 orang.

Di babak kedua Madrid terus melancarkan serangan demi menambah keunggulan. Lewat permainan yang dimotori oleh Mesut Oezil serta akselerasi Christiano Ronaldo, akhirnya los blancos unggul kembali. Kali ini kembali lewat sundulan Adebayor pada menit ke-57 memanfaatkan umpan Marcelo. Adebayor sendiri akhirnya menjadi bintang dalam pertandingan tersebut.

Keunggulan Madrid kembali bertambah ketika Angel di Maria melepaskan tendangan keras dari sisi kanan kotak 12 pas dan menghantam langsung di pojok kiri atas gawang Gomes pada menit ke-72 dan akhirnya sang megabintang, Christiano Ronaldo mencetak gol penutup Madrid pada menit ke-87 memanfaatkan umpan silang Kaka.

Hasil yang demikian membuat satu kaki Madrid berada di semifinal. Madrid hanya membutuhkan hasil imbang saja untuk melengkapi satu kakinya lagi. Di pertandingan lainnya, secara mengejutkan, juara bertahan Inter kalah 2-5 dari tamunya asal Jerman, Schalke 04. Hasil yang demikian membuat perjuangan Inter semakin berat di babak kedua.

Minggu, 03 April 2011

Tak Ada Ibra, Pato Pun Jadi!

Alexandre Pato sepertinya tidak menyangka bahwa dirinya akan menjadi bintang dalam sebuah pertandingan super megah bertajuk "derbi della Madonina" antara AC Milan dan Inter Milan. Dua golnya, yang pertama 44 detik dari peluit dibunyikan serta di babak kedua pada menit ke-62 membuat klubnya, AC Milan membawa kemenangan atas klub sekota, Inter pada derbi edisi ke-154 tersebut. Satu gol Milan lagi disumbangkan oleh Antonio Cassano pada menit ke-90 lewat 12 pas.
Alexandre Pato Alexandre Pato of AC Milan celebrates scoring the first goal during the Serie A match between AC Milan and FC Internazionale Milano at Stadio Giuseppe Meazza on April 2, 2011 in Milan, Italy.

Dalam pertandingan sarat gengsi tersebut kedua tim sama-sama saling menyerang dan membuka beberapa peluang. Beberapa gesekan pun tak terelakkan terjadi. Korban pertama adalah Christian Chivu dari Inter yang harus menerima kartu merah pada menit ke-9 babak kedua. Praktis Inter hanya bermain dengan sepuluh orang. Namun, hal tersebut tak menyurutkan Inter untuk menyamakan kedudukan. Sayang, beberapa peluang yang diciptakan gagal untuk menghasilkan gol.

Korban kedua adalah Antonio Cassano, sang pencetak gol Milan yang ketiga. Ia sendiri mendapat kartu merah usai secara terang-terangan menjegal Ivan Cordoba. Ironisnya, kejadian itu lahir sekitar 3 menit setelah ia mencetak gol. Hanya saja, fans Milan tak ambil pusing karena kejadian itu terjadi di masa-masa injury time dan Milan sudah unggul 3-0.

Selain sengit di lapangan ulah penonton juga menjadi perhatian. Wesley Sneijder menjadi korban keisengan penonton yang mengarahkan laser ke wajahnya ketika hendak mengambil tendangan bebas.

Kemengan tiga gol tanpa balas ini jelas membuat Milan unggul lima angka dan membuat peluang meraih scudetto terbuka lebar. Meskipun begitu, Massimiliano Allegri, sang pelatih menyebut hal tersebut masih terlalu dini sedangkan bagi Leonardo di seberang hasil demikian membuatnya mengalihkan perhatian ke perempatfinal UEFA Champions League.

Namun yang harus digarisbawahi dalam pertandingan ini tak ada Ibra Pato pun jadi. Zlatan Ibrahimovic sendiri, sang andalan tengah menjalani skorsing untuk beberapa partai.

Sabtu, 02 April 2011

Menanti Tim-tim Kalimantan Juara LSI

Sudah bukan rahasia lagi sepanjang sejarah sepakbola Indonesia tim-tim asal pulau Jawa selalu mendominasi. Hal yang demikian disebabkan sejarah sepakbola yang lebih dahulu muncul di pulau paling padat se-Indonesia tersebut pada zaman kolonial. Namun belakangan ini, dominasi tim-tim dari pulau Jawa agak mulai sedikit tergeser seiring munculnya beberapa kekuatan baru.

Adalah Sriwijaya FC dan Persipura. Dua nama yang belakangan begitu menghangat dan menjadi kiblat baru sepakbola Indonesia yang lebih mengandalkan kecepatan dan umpan-umpan pendek. Kedua-duanya berasal dari dua pulau yang berbeda. Yang satu dari Sumatera dan satu lagi dari Papua. Pertemuan kedua tim akan selalu menjadi sesuatu yang seru sejak 2008.

Dalam sejarah sepakbola Indonesia selain pulau Sumatera dan Papua pulau Sulawesi juga punya pernah menorehkan prestasi ketika liga Indonesia mulai digelar sejak 1994 dan kemudian dikonversikan ke Liga Super pada 2008. Dialah PSM Makassar yang pernah juara pada 2000.

Tentu saja sebuah pertanyaan muncul jika Sumatera, Sulawesi, dan Papua pernah memunculkan juara untuk mengimbangi dominasi Jawa bagaimanakah dengan pulau besar lainnya, Kalimantan?

Semua orang pasti lupa dan terkadang melewatkan eksistensi tim-tim asal Kalimantan yang sudah malang-melintang di pentas sepakbola Indonesia semenjak beberapa provinsi di pulau itu menyatakan bergabung dengan Indonesia pasca kemerdekaan. Beberapa tim Kalimantan yang sedang eksis di sepakbola Indonesia antara lain Bontang FC, Persisam Putra, Persiba Balikpapan, Barito Putra, Persepar Palangkaraya, Persipon Pontianak, Persiko Kotabaru, dan Mitra Kutai Kartanegara. Tim-tim ini tidak semuanya berlaga di level yang sama terutama di Liga Super. Hanya tiga tim yang disebut lebih awal beruntung bisa bertarung di Liga Super. Dan tulisan ini hanya akan membahas tim-tim Kalimantan dari masa bergulirnya Liga Indonesia sampai pengkorversiannya ke Liga Super.

Di Liga Super musim ini tercatat ada 3 tim asal Kalimantan yaitu, Bontang FC, Persisam Putra, dan Persiba Balikpapan. Ketiga-tiganya berasal dari satu provinsi, Kalimantan Timur dan jarak domisili ketiganya dikatakan begitu dekat. Keberadaan ketiganya juga merupakan representasi dari Kalimantan Timur sebagai provinsi termaju di Kalimantan.

Ketiga tim tersebut diketahui mempunyai beberapa infrastruktur yang canggih baik sudah atau sedang dibangun. Hanya saja hal yang demikian tidak berimbas pada penampilan ketiganya yang terkesan tidak stabil. Seringkali untuk urusan bursa juara ketiga tim ini pasti dilewatkan.

Dari ketiganya yang paling sering mendobrak sampai ke papan atas adalah Bontang FC. Tim yang dahulunya bernama PKT Bontang ini sempat mencicipi final Liga Indonesia ketika Liga masih memakai sistem dua wilayah. Sayang, Bontang FC kalah dari PSM 3-2. Pada masa sekarang-sekarang ini Bontang FC malah krisis sampai posisi ke-15 yang termasuk zona play-off.

Persiba Balikpapan adalah satu-satunya tim asal Kalimantan yang tampil mengejutkan musim lalu dengan mampu nangkring di posisi ke-3 pada akhir musim. Sayang, di musim ini malah terseok-seok. Begitu juga dengan Persisam. Sempat ke posisi atas tetapi terlempar ke posisi ke-5.

Hal-hal yang demikian yang akhirnya membuat banyak orang untuk memandang sebelah mata tim-tim Kalimantan dan tim-tim ini hanya berstatus kuda hitam.

Tentu semua berharap setidaknya ada satu tim asal Kalimantan yang mampu berbicara dan juara di LSI dan semua juga penasaran mengapa hanya tim-tim dari Borneo saja yang belum pernah mencicipinya?

Harapan-harapan tentu akan terus ada. Hanya saja harapan-harapan yang demikian tentu harus dibayar dengan realita yang ada.

Jumat, 01 April 2011

Welcome Back, Super Along!

Judul di atas rasanya tidak terlalu berlebihan. Ya Mohamed Noh Alam Shah atau lebih populer disebut dengan Noh Alam Shah kembali untuk bisa membuktikan ketajamannya. Itulah yang ia perlihatkan kala memperkuat timnya, Arema FC menghadapi Persib dalam lanjutan  Liga Super Indonesia musim 2010/2011 tadi sore di Kanjuruhan, Malang.

Dua golnya ke gawang Persib yang dikawal oleh Markus Horison pada menit ke-41 dan 82 seakan-akan menjadi semacam pembuktian untuk dirinya yang telah lama mandul. Pada musim keduanya di Arema Along-panggilan akrab Noh Alam Shah hanya mampu menjebol sebanyak 3 kali. Tentu ini kontras dengan penampilan pertamanya di Arema musim lalu yang mampu mengemas 17 gol.

Kemandulan Along bisa jadi disebabkan beberapa faktor. Faktor yang pertama jelas adalah berubahnya status Along menjadi kapten tim usai Pierre Njanka pindah ke Liga Primer Indonesia memperkuat Aceh United. Peran ini jelas menuntut Along untuk tampil dewasa dan tidak emosian seperti yang sebelum-sebelumnya ia tunjukkan seperti pada musim lalu.

Yang kedua jelas perannya tidak lagi seperti seorang petarung sungguhan di lapangan yang siap menunggu bola di depan untuk dijebol ke gawang namun ia juga harus turun membantu pertahanan dan menjadi semacam striker pelapis atau pengumpan.

Tentu saja performa yang demikian jelas agak mengecewakan para penggemar Along yang merindukan tendangan sepeda kala menghadapi Persema di musim lalu. Apalagi menurunnya performa juga disebabkan masalah teknis seperti gaji dan tersiar bahwa Along adalah salah satu pemain yang hendak hengkang dari Arema akibat gaji yang tersendat serta ia menolak untuk main.

Namun apa yang ia lakukan tadi sore seperti sebuah obat kerinduan bagi para penggemar dirinya dan juga Aremania. Yang jelas dua golnya cukup membawa Arema menembus 4 besar dan harapan Arema untuk bisa bersaing di bursa juara serta mempertahankan gelar juara masih terbuka lebar.

Derbi Della Madoninna: Derbi Para Pengkhianat

Pekan ini sepakbola Italia akan kembali mencuri perhatian. Selain akan disuguhi partai panas AS Roma versus Juventus ada laga yang tidak kalah serunya dan bahkan lebih seru. Inter Milan versus AC Milan adalah laga yang dimaksud.

Ya kedua tim akan bertemu pada Sabtu atau minggu dinihari waktu Indonesia dalam tajuk "derbi della Madoninna". Kedua tim yang berasal dari satu kota yang sama, Milan memang mempunyai sejarah rivalitas yang panjang dalam perjalanan mereka di panggung sepakbola Italia dan juga Eropa. Pertemuan kedua tim nantinya akan menjadi pertemuan ke-274.

Meskipun dalam lima tahun terakhir Inter menunjukkan dominasinya di panggung derbi terpanas di Italia dan Eropa tersebut, namun secara keseluruhan angka keunggulan masih memihak kepada Milan dengan 107 kemenangan sedangkan Inter hanya 95. Di pertemuan putaran pertama kemarin Milan mampu menumbangkan Inter lewat gol mantan pemainnya, Zlatan Ibrahimovic. 

Derbi ini semakin seru mengingat kedua tim sama-sama berada di papan atas Serie A musim ini dan hanya terpaut dua poin dan jikalau salah satu tim menang banyak yang memperkirakan gelar scudetto sudah mulai terlihat untuk siapa. Milan yang diawal musim tak diperhitungkan tiba-tiba bisa melejit kembali ke papan atas berkat racikan dingin sang pelatih yang awalnya hanya pelatih klub-klub gurem, Massimiliano Allegri. Dengan mendatangkan Zlatan Ibrahimovic, Robinho dan Kevin-Prince Boateng lini depan dan tengah Milan menjadi menakutkan meskipun harus diakui permainan Milan terkadang labil.

Sedangkan Inter yang pada awal musim tetap difavoritkan malah harus keok dan melorot sampai posisi ke-6. Hal yang demikian membuat pelatih Rafael Benitez dipecat dan digantikan oleh Leonardo yang membuat Inter kembali naik ke posisi seharusnya.

Yang menjadi seru lagi adalah karena adanya label pengkhianat. Jika di kubu Milan ada Zlatan Ibrahimovic sedangkan di Inter ada Leonardo. Sebelum mereka berdua sudah ada banyak nama beredar seperti Maurizio Ganz, Guly, Andrea Pirlo, Clarence Seedorf, dan Christian Vieri. Maka tak heran jika derbi bisa disebut juga derbi para pengkhianat dan kepengkhianatan itu justru yang semakin menambah rivalitas klub dan juga pendukung yang harus membuat Milan terpecah hanya untuk sehari.

Sayangnya, dalam derbi kali ini dua pemain absen karena skorsing yaitu, Zlatan Ibrahimovic dan Lucio. Namun, tetap saja derbi akan seru. Apalagi Inter tentu masih akan membanggakan dirinya sebagai klub asal Milan dan Italia pertama yang mampu meraih 3 gelar musim lalu. Suatu hal yang jarang didapatkan oleh Milan yang hanya mampu juara 7 kali di Eropa.