BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Selasa, 31 Agustus 2010

Kelompok Suporter Indonesia: Beda di Jakarta, beda di daerah

Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman saya setahun yang lalu. Ketika itu saya sempat mempunyai teman dari Malang dan karena dari Malang ia mengaku sebagai Aremanita (kelompok suporter wanita dari Arema). Menurut saya ia betul-betul fanatik dalam membela panji-panji Arema. Kemudian ia bertanya kepada saya yang dari Jakarta apakah saya seorang the Jakmania. Lantas saya jawab tidak tetapi saya mengatakan teman-teman saya ada yang the Jak. Terang saja ia terkejut dan bertanya mengapa saya yang dari Jakarta bukan the Jak meskipun saya mengakui saya penggemar Persija.

Saya lalu bertanya dalam hati apakah harus seseorang yang lahir dan besar di Jakarta harus menjadi seorang the Jak seperti halnya dia yang lahir dan besar di Malang harus menjadi seorang Aremanita? Padahal yang saya ketahui selama ini di Jakarta tak semua orang Jakarta itu the Jak karena kebanyakan dari mereka itu tidak begitu fanatik terhadap suatu hal dikarenakan dinamika hidup yang terus menggeliat di ibukota.

Ternyata bukan hanya saya saja. Teman-teman saya atau juga keluarga saya jika ke Malang kalau mengaku dari Jakarta pasti akan dianggap the Jak lalu dijadikan teman yang hangat. Apalagi kalau saya ke Bandung orang-orang Bandung akan menganggap orang-orang Jakarta the Jak dan itu akan selalu juga membuat orang-orang Bandung iri dan cemburu serta gusar karena orang-orang Jakarta selalu membuat macet jalanan-jalanan di Bandung tiap akhir pekan. Sekali lagi tidak semua orang Jakarta itu the Jak.

Mengapa?

Saya pernah mendapatkan jawaban ini dari situs jak online mengenai hal tersebut. Di Jakarta dan di daerah ternyata beda sebenarnya dalam persepsi mengenai hal yang bersangkutan.

Di Jakarta the Jak yang merupakan kelompok suporter hanya dianggap sebagai kelompok suporter saja. Itu berarti The Jak bukanlah identitas melainkan simbol dan juga merupakan organisasi masyarakat yang anggotanya adalah terbatas pada itu-itu saja. Coba kalau kita perhatikan Persija main dan akan ada selalu the Jak di belakangnya untuk mendukung akan dilihat bahwa kebanyakan anggota the Jak adalah para remaja dan juga mahasiswa. Sama sekali tak ada orang tua atau ibu-ibu. Bahkan saya menilai bahwa kebanyakan yang menjadi anggota itu adalah yang suka sekali nongkrong di gang, di depan sekolah, dan punya geng-geng.

Bagaimana kalau di daerah?

Contoh saja Malang. Keadaannya sudah berputar 180 derajat. Di sini kelompok suporter ya bukan hanya kelompok suporter tetapi juga identitas suatu daerah alias jati diri. Itu mengapa kalau dalam setiap pertandingan akan ada selalu banyak kalangan yang menonton setiap pertandingan timnya. Mulai dari anak kecil, anak muda, orang tua juga ibu-ibu rumah tangga serta kaya dan miskin bercampur. Lihat! tak ada jurang yang dibuat.

Perbedaan itu memang disebabkan juga bahwa ibukota adalah tempat banyak suku dan juga kepentingan sehingga tidak semua akan bisa dibaur jikalau itu tidak penting. Karena sekali lagi yang bekerja di Jakarta tugasnya hanya bekerja untuk kesejahteraan perut keluarganya. Egoisme pun akan sering muncul jika menyangkut masalah ini. Sedangkan di daerah sebaliknya. Kesamaan identitas karena berasal dari latarbelakang suku yang sama yang menyebabkan rasa untuk menunjukkan identitas itu begitu kuat sekali. Lagipula di daerah dinamika kehidupan begitu lambat dan egoisme pun akan jarang ditemui di sini karena kebersamaan masih akan selalu ada.





Senin, 30 Agustus 2010

Debut Nihil Gol Mourinho

Seperti judul berkaitan di atas tak ada yang istimewa pada penampilan Real Madrid dinihari tadi kala menghadapi Mallorca di Ono Estadi di pekan pertama La Liga Spanyol 2010/2011. Di awal-awal pertandingan Real Madrid asuhan Mourinho malah terlihat terlambat panas dan mudah diobrak-abrik barisan depan Mallorca. Untung saja Madrid masih memiliki kiper sekaliber Iker Casillas meskipun di depannya berdiri bek tangguh berpengalaman yang didatangkan dari Chelsea, Ricardo Carvalho.

Dalam pertandingan itu Mourinho sebagai manajer baru el real memang memasang hampir semua pemain barunya walaupun secara bergantian. Namun sepertinya apa yang ditampilkan oleh pasukan baru Mourinho tidaklah begitu gereget dan juga tidak begitu istimewa. Justru muka-muka lama seperti Cristiano Ronaldo dan Gonzalo Higuain terlihat lebih menonjol. Bahkan nama yang disebut terakhir ini sudah mempunyai segudang peluang menjelang akhir pertandingan.

Terlihat Mourinho yang memasang pola menyerang dengan menjadikan Cristiano Ronaldo beroperasi di sayap kiri dan di belakang Higuain seperti belum menemukan titik temu. Lini tengah yang digalang oleh Angel Di Maria, pemain baru rekrutan Madrid dari Benfica seperti kerepotan untuk mengorganisir serangan dan Di Maria pun gagal menunjukkan kelasnya sebagai gelandang serang produktif. Alhasil ia pun harus dibantu beberapa kali oleh para gelandang bertahan Madrid seperti Lassana Diara dan Xabi Alonso yang malah terlihat lebih menonjol untuk melancarkan serangan dan tembakan ke gawang. Cristiano Ronaldo pun terkadang juga harus turun belakang membantu lini tengah.

Meskipun di babak kedua beberapa pemain baru masuk seperti Mezut Oezil dan Sami Khedira tetap saja Madrid seperti bukan Madrid yang diharapkan. Para pemain baru itu seperti belum menyatu dengan tim. Untuk lini depan Karim Benzema dimasukkan sayang hanya sedikit peluang yang dipunyai pemain asal Perancis tersebut.

Hingga akhir pertandingan skor tetap 0-0. Tentu saja ini hasil yang mengecewakan bagi Mourinho yang terlihat sepanjang pertandingan selalu melancarkan protes kepada ofisial pertandingan. Sepertinya Mou harus beradaptasi kembali dengan sepakbola Spanyol yang sudah lama ia tinggalkan.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Piala Super Eropa: Atletico Pemupus Gelar Kelima.

Dua gol yang disarangkan Juan Antonio Reyes (62') dan Sergio "kun" Aguero  (83') memupuskan impian Inter untuk meraih gelar kelimanya dalam satu musim. Itulah yang terjadi perhelatan Piala Super Eropa 2010 di stadion Louis II, Monaco dinihari tadi atau jam 9 malam waktu setempat.

Ambisi untuk meraih gelar kelima sudah diperlihatkan Inter dari awal pertandingan. Beberapa kali mereka melakukan penyerangan melalui pemain-pemain pentingnya seperti Samuel Eto'o, Diego Milito, dan Wesley Sneijder. Bahkan Milito mempunyai peluang mencetak gol andai tendangannya tidak terbentur oleh salah satu pemain belakang Atletico.

Begitu juga Atletico. Trio Diego Forlan, Sergio "kun" Aguero, dan Jose Antonio Reyes juga melakukan penyerangan ke barisan pertahanan Inter bahkan sempat membuat kerepotan barisan pertahanan tersebut yang sudah tidak sesolid seperti pada masa pelatih Jose Mourinho. Terlihat pada kepelatihan Rafael Benitez adalah lebih senang melakukan penyerangan tanpa memikirkan barisan pertahanan.

Akibatnya di babak kedua dari saling serang tersebut beberapa pemain Inter yang lebih suka menyerang dan meninggalkan posnya harus membayar mahal perbuatan mereka. Dua gol dari Reyes dan Aguero adalah pembuktiannya. Hingga akhir pertandinga skor tetap 2-0 dan sebenarnya bisa saja menjadi 2-1 andai saja Diego Milito tidak gagal mengeksekusi tendangan penalti pada akhir-akhir pertandingan.

Hasil ini pada akhirnya akan memperlihatkan bahwa mungkin di Liga Champions musim ini Inter tidak akan lagi mempertahankan gelarnya dan mungkin Rafael Benitez agak diragukan kembali untuk membawa Inter bersaing di Eropa. Sedangkan bagi Atletico ini adalah gelar kedua dalam 2010 dan setidaknya menjadi modal bagi mereka untuk mengarungi Liga Spanyol musim ini.

Jumat, 27 Agustus 2010

Piala Super Eropa: Inter Berburu Gelar Kelima!

Usai membungkam AS Roma 3-1 akhir pekan lalu untuk meraih gelar ke-4 dalam satu tahun melalui perhelatan Piala Super Italia, Inter Milan meraih gelar kelimanya asal dengan satu syarat: Mengalahkan Atletico Madrid pada perhelatan Piala Super Eropa di Monaco (27/8) pada jam 9 sore waktu setempat.

Bila melihat peta kekuatan dari kedua kontestan jelas akan banyak pengamat yang berpihak untuk menjagokan La Beneamata ketimbang Atletico. Hal ini dikarenakan komposisi merata di semua lini yang dimiliki Inter dan itu semuanya dipenuhi banyak pemain bintang. Sebut saja Julio Cesar, Maicon, Wesley Sneijder, dan Diego Milito. Empat nama inilah yang menjadi pokok kekuatan Inter selain nama-nama lain seperti Lucio, Samuel Eto'o, Javier Zanetti serta Esteban Cambiasso dan sehari menjelang pertandingan 4 nama tersebut menyapu bersih semua penghargaan yang diberikan UEFA.

Komposisi serta juga pengalaman ditambah faktor pelatih yang membuat Inter bisa meraih 3 gelar musim lalu juga menjadi syarat Inter tetap diunggulkan. Meskipun sekarang Jose Mourinho, arsitek di balik keberhasilan Inter meraih 3 gelar musim lalu sudah hengkang dan lebih memilih tantangan di Spanyol bersama Real Madrid, Rafael Benitez, pelatih baru Inter tetap saja bisa digadang membawa Inter juara walaupun ada banyak pihak yang meragukan terutama dari hasil ujicoba pra-musim. Akan tetapi gelar Piala Super Italia adalah gelar pertamanya untuk Inter dan menjadi semacam jawaban pertama atas keraguan tersebut.

Bagaimana dengan Atletico? jika dilihat dari komposisi pemain, pelatih dan sebagainya, jelas Atletico kalah. Nama seperti Diego Forlan, sang topskor Piala Dunia 2010 dan Sergio "kun" Aguero adalah nama-nama yang diandalkan Atletico untuk mengimbangi kebintangan Inter. Dari segi pelatih Quique Sanchez Flores jelas kalah oleh Rafael Benitez yang telah bergelimang prestasi baik di Spanyol maupun di Inggris. Flores dalam karirnya pun hanya bisa membawa Atletico memenangi Liga Eropa musim kemarin usai menundukkan Fulham dan tentu saja ia berniat membawa gelar Piala Super Eropa sebagai gelar keduanya. Sedangkan bagi Rafa, Piala Super kali ini adalah turnamen keduanya usai memenangkan pertama kalinya bersama Liverpool pada 2005. Jadi, Rafa pun tak mau melewatkan kesempatan ini.

Meskipun tidak diunggulkan, Atletico berpotensi menuai kejutan. Dalam setiap penyelengaraan tim-tim yang diunggulkan selalu rontok seperti misalnya Manchester United yang dipermalukan Zenit pada 2008 atau Sevilla yang menggilas Barcelona pada 2006.

Jika melihat karakter kedua pelatih yang doyan memakai pola yang lebih mengefektifkan penyerangan maka dapat dipastikan pertandingan pada sore di Monaco atau dinihari di Indonesia akan berjalan menarik. Setidaknya adu penalti akan berusaha dihindari sebisa mungkin.

Review Pembagian Grup Liga Champions 2010/2011

Tak ada kejutan yang berarti dalam pembagian grup Liga Champions 2010/2011 yang dilakukan di Monaco dinihari tadi. Dari 8 grup yang ada banyak pengamat yang mengatakan bahwa grup G yang dihuni oleh AC Milan, Real Madrid, Ajax Amsterdam dan Auxerre dianggap sebagai group of death atau grup neraka bila melihat kontestan-kontestan di dalamnya. AC Milan meskipun sekarang bukanlah klub yang cukup kuat di Serie A dan di Eropa tetaplah disegani sebagai klub mapan dan itu terbukti sebelum pengundian mereka ditempatkan di pot satu dan termasuk tim-tim unggulan bersama dengan Inter, Barcelona, trio Inggris MU, Arsenal, dan Chelsea, Bayern Muenchen, dan Lyon. Real Madrid meskipun dalam historinya adalah pemegang gelar terbanyak sebanyak 9 kali namun karena prestasinya yang menurun belakangan membuat klub berjuluk los blancos ini ditempatkan di pot 2 sehingga dapat dipastikan dapat bertemu dengan klub-klub unggulan yang berada di pot satu. 

Musim lalu keduanya juga sudah satu grup dengan rekor pertemuan dipegang oleh AC Milan. Yang menarik lagi grup G ini hampir semuanya diisi oleh tim-tim yang pernah juara kecuali Auxerre yang merupakan debutan. Karenanya ada pihak yang cukup tidak senang dengan hasil undian ini seperti dari pihak Real Madrid. Itulah yang diutarakan oleh Emilio Butragueno yang menganggap penempatan mereka di grup ini bersama mantan-mantan juara yang lain merupakan halangan untuk Madrid sukses kembali sedangkan dari pihak AC Milan menganggap penempatan ini adalah sesuatu yang spesial. Itulah yang diutarakan oleh Massimiliano Allegri.

Bagaimana dengan klub-klub unggulan lainnya? melihat dari ditempatkannya mereka di setiap grup rasa-rasanya tidak ada halangan yang berarti.

Juara bertahan Inter Milan berada di grup A bersama dengan Werder Bremen serta dua debutan FC Twente dan Tottenham Hotspur. Di atas kertas nampaknya ini bukan ganjalan yang berarti bagi Inter meskipun Massimo Moratti, presiden Inter menyatakan grup ini adalah "grup yang sukar". Pernyataan Moratti cukup beralasan jika melihat kekuatan 3 kontestan yang menemani Inter terutama Werder Bremen dan Tottenham Hotspur. Werder Bremen, klub asal Jerman itu pernah begitu menyulitkan Inter dalam Liga Champions berapa tahun terakhir sedangkan Tottenham meskipun debutan namun berpotensi menimbulkan kejutan.

Klub raksasa lainnya seperti Manchester United, Barcelona, Arsenal dan Chelsea tergabung di grup-grup yang terbilang ringan sementara meskipun statusnya unggulan, Bayern Muenchen dan Lyon tetap mesti waspada mengingat status unggulan mereka bisa saja disalip oleh para calon pesaing utama mereka seperti Roma dan Schalke 04.

Pertandingan pertama semua penyisihan grup akan dimainkan pada 14-15 September 2010.
Berikut adalah hasil pembagian grup-grup Liga Champions 2010/2011

Kamis, 26 Agustus 2010

Menyaksikan Orang-orang Papua di Piala Dunia Antarklub 2010

Namanya saja tidak populer di semua kalangan pecinta sepakbola apalagi jika dilihat dari asal negara dan region berkompetisi akan sungguh-sungguh jauh berbeda dengan region-region kompetisi yang ada di muka bumi ini. Namun, Hekari United FC adalah sebuah fenomena yang benar-benar lahir pada 2010 ini. Inilah klub sepakbola asal Papua Nugini, sebuah negara yang hampir-hampir dilupakan semua orang.

Hekari United adalah sebuah contoh lain keberhasilan sebuah klub sepakbola  dari negara yang akar sepakbolanya tidak begitu mengakar (hampir semua negara Oseania memang tidak populer sama sekali dengan sepakbola) dan untuk pertama kalinya dalam sejarah klub tersebut klub inilah di luar Australia (saat masih di Oseania) dan Selandia Baru yang akan mewakili Oseania di Piala Dunia Antarklub 2010 pada Desember nanti.

Menarik? tentu saja. 

Keberhasilan Hekari mewakili Oseania didapat setelah mengalahkan wakil kuat asal Selandia Baru, Waitakere United dalam dua babak final dengan agregat 4-2 pada April dan Mei tahun ini. Tak ada pemain terkenal dari klub ini selain Kema Jack, sang topskor. Selain itu kebanyakan skuad klub ini sebagian besar diisi pemain-pemain dari Papua Nugini sendiri dan sisanya adalah dari Solomon dan Fiji.

Meskipun nanti dalam skema Piala Dunia Antar Klub, Hekari hanyalah sekedar penggembira dan mungkin akan dikalahkan oleh Al-Wahda, klub tuan rumah, tetap saja hal ini merupakan prestasi bagi sebuah klub dengan kekuatan sepakbola minor. Prestasi yang didapatkan pun juga bukan sebuah mimpi belaka.

Yang menarik lagi adalah karena Hekari berasal dari Papua Nugini, tetangga Indonesia di sebelah timur, tentu saja yang akan main dan dilihat jutaan pemirsa di seluruh dunia adalah orang-orang Papua, sudah pasti tidak hanya akan menimbulkan kebanggaan di diri orang-orang Papua di PNG tetapi juga di Indonesia khususnya yang berada di provinsi Papua dan Papua Barat. Kebanggan namun akan berujung juga pada iri hati. Saya bukannya mau curiga hanya saja ini akan bisa menimbulkan isu "Papua merdeka" meskipun itu tidak populer jika melihat kenyataan klub-klub Papua yang berlaga di ISL selalu akan kesulitan jika berlaga di kompetisi-kompetisi Asia dan selalu pulang dengan wajah memalukan.

Spurs dan Potensi Kejutan di Champions League

UEFA Champions League 2010/2011 telah merampungkan semua babak kualifikasinya terhitung sejak dinihari tadi. Tigapuluh dua klub sudah didapatkan untuk kemudian akan diundi pada 26 Agustus 2010 di Monaco sehari jelang perebutan Piala Super Eropa antara Inter Milan dan Atletico Madrid.
Dari 32 klub yang ada nama-nama beken masih menghiasi diantaranya Barcelona, juara bertahan Inter Milan, Manchester United, Arsenal, Milan, Real Madrid dan sebagainya. Selain nama-nama beken itu ada juga 7 nama debutan bagi kompetisi kasta tertinggi Eropa tersebut.

Mereka adalah Tottenham Hotspur (Inggris), FC Twente (Belanda), MSK Zilina (Slovakia), Hapoel Tel Aviv (Israel), Bursaspor (Turki), FC Braga (Portugal), dan Auxerre (Perancis). Dari ketujuh nama tersebut orang tentunya akan lebih familiar pada satu nama: Tottenham Hotspur.

Mungkin banyak yang tak menyangka jika klub berjuluk the lillywhites ini untuk pertama kalinya bisa menembus babak utama Champions League dan itu merupakan sejarah tak terduga dalam setengah abad klub tersebut. Keberhasilan itu didapat usai menekuk wakil Swiss, BSC Young Boys dengan skor agregat 6-3 dan itu juga didapat ketika pada musim lalu klub asal London tersebut menduduki posisi 4 untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir setelah sebelumnya selalu berkutat di papan tengah dan bawah.

Tentu saja masuknya Spurs ke dalam babak utama Liga Champions diramalkan akan membuat persaingan makin kuat sebab klub ini mempunyai potensi sebagai kuda hitam yang mengejutkan seperti yang pernah dilakukan oleh beberapa klub kuda hitam lain yang jarang diperhitungkan dan sebut saja Sevilla atau AS Roma yang bisa mencapai posisi perempat final.

Selain Spurs sepertinya tidak ada lagi mengingat kekuatan klub-klub selain Spurs itu tidak bisa mengimbangi kekuatan klub-klub besar. Spurs sendiri meski debutan mempunyai beberapa komposisi yang mumpuni di setiap lini seperti ada Peter Crouch, Jermaine Defoe, Roman Pavlyuchenko, Heurelho Gomes, Assou-Ekoto, Robbie Keane dan lain-lain. Komposisi inilah yang dianggap bisa bersaing dengan kontestan-konstestan lain yang sudah berpengalaman
.
Apapun itu sepertinya menarik untuk bisa menyaksikan kiprah Spurs di Champions League musim ini.

Selasa, 24 Agustus 2010

Liverpool: Ironi yang takkan pernah selesai

Kekalahan memalukan yang diterima Liverpool dari Manchester City pada pekan ke-2 Liga Inggris (23/08) dengan skor 3-0 semakin membuat sebuah tanda tanya besar yang sudah menjadi-jadi. Semua orang tahu apa itu Liverpool, klub besar yang bermarkas di Liverpool, Inggris yang juga terkenal karena The Beatles-nya dan juga klub yang mempunyai pelatih dan pemain di atas rata-rata. Namun,  sayang  mengapa komposisi seperti itu sepertinya memang belum dan sepertinya tidak akan cukup membuat Liverpool untuk bisa bersaing di jalur perebutan mahkota juara Liga Inggris? Hal inilah yang akan muncul pada klub ini setiap menjelang dan saat musim bergulir.
Semenjak Liga Inggris dengan format yang baru diperkenalkan pada 1992, Liverpool selalu jauh dari prestasi untuk bisa juara. Mereka bahkan kini sudah kalah dari rival abadi, Manchester United yang sudah menjadi raja semenjak Liga Inggris digelar pada 1992. Bahkan tak hanya itu mereka juga harus rela dilewati rival lainnya seperti Arsenal atau raksasa semenjak 2004, Chelsea untuk meraih gelar juara dan tak ketinggalan klub papan tengah seperti Blackburn Rovers saja mampu untuk juara.
Hal tersebut yang selalu membuat para penggemar Liverpool penasaran. Rasanya penasaran itu tidak akan berganti. Berulangkali klub ini mengganti pelatihnya semenjak era baru Liga Inggris dan berulangkali juga pemain-pemain top didatangkan. Namun, tetap saja nihil.
Orang-orang sekaliber Gerrard Houllier atau juga Rafael Benitez pernah merasakan melatih klub yang termashyur di masa lalu ini. Namun, nyatanya racikan mereka tidak bisa juga mengantar Liverpool setidaknya untuk meraih gelar juara. Mental para pemain serta tekanan dari pihak pemilik klub bisa jadi adalah hal-hal yang mengganjal bagi klub ini untuk juara.  Belum lagi krisis finansial yang sempat melanda klub ini dan menjadi penghalang bagi mereka untuk melego sponsor baru, standard chartered bank.
Melihat dari keadaan di atas saja sekarang sudah bisa disimpulkan bahwa Liverpool sekarang hanyalah nama besar saja dan keberadaannya di Barclays Premier League seakan-akan sebuah pelengkap dengan status sekarang adalah klub medioker. Klub ini butuh perubahan yang drastis dan lama serta bukan sesaat. 

Kamis, 19 Agustus 2010

Dua Inter di Piala Dunia Antarklub 2010

Ajang ini masih lama sebenarnya. Akan tetapi dengan juaranya Internacional Porto Alegre sebagai juara Copa Libertadores 2010 maka sebagian besar penggila bola di seluruh dunia termasuk saya sendiri sudah bisa membayangkan sebuah final yang akan mempertemukan dua klub dengan nama yang sama pula dan itu terjadi di Piala Dunia Antarklub pada Desember nanti.

Pelaku pertama jelas berasal dari Eropa dan bernama lengkap Internazionale of Milano atau Inter Milan atau Inter yang merupakan juara Liga Champions Eropa. Pelaku kedua seperti saya sudah bilang tadi: Internacional atau Inter.

Pertemuan dua Inter pada final yang diharapkan banyak orang di Piala Dunia Antarklub tentu merupakan pertemuan yang seru. Selain melambangkan dua kutub kekuatan sepakbola pertemuan ini juga akan sarat dengan banyaknya duel-duel pemain bintang yang dimiliki kedua kubu. Kalau di Inter Eropa kita akan menemukan banyak pemain bintang seperti Samuel Eto'o, Diego Milito, dan lainnya maka di kubu Inter Amerika Latin akan ada Rafael Sobis, Andres D'Allessandro.

Pada akhirnya nanti pemenangnya pun bisa mentahbiskan diri sebagai "Inter" yang terbaik.

Senin, 09 Agustus 2010

Serie A Menuju Renaisans

Serie A menuju renaisans. Sepertinya ungkapan tersebut memang tepat untuk tulisan ini. Mulai 1 Juli 2010 Serie A merubah wajahnya (sebenarnya tulisan ini agak telat). Perubahan itu dimulai dengan perubahan lambang, struktur organisasi hingga hak siar. Mirip dengan Premier League, Serie A memutuskan memisahkan diri dari Serie B dan keduanya berdiri secara independen. Sebelumnya antara kedua kompetisi itu hingga ke serie C dan D sekalipun dipayungi satu badan bernama Lega Calcio. Perubahan itu terlihat mencolok di lambang kompetisi yang dahulunya bernama Lega Calcio Serie A menjadi Lega Profesionesti Serie A atau Lega Serie A. Namun, semua kompetisi di Italia tetap disponsori oleh TIM. Selain itu untuk hak siar tidak ada lagi monopoli dan mirip di Premier League semua klub mendapat hak siar dari 3 televisi pemegang hak siar seperti RAI Italia, Skytv, Mediaset Premium dan Dahlia TV.

Mengapa Serie A merubah wajahnya? hal ini terkait dengan kondisi dalam kompetisi yang pernah jaya di Eropa tersebut. Banyak skandal di dalamnya seperti wasit, skor hingga calciopoli. Bahkan calcipoli telah menampar wajah sepakbola Italia di dunia. Selain itu kerusuhan antarsuporter hingga kualitas stadion yang tidak layak dari segi keamanan juga menjadi penyebab pamor Serie A menurun dan akhirnya kalah bersaing dari Premier League dan La Liga. Kondisi demikian juga memicu para pemain muda Italia lebih senang merumput di luar negeri. Belum lagi kondisi tersebut diperparah dengan penampilan timnas Italia yang mengecewakan belakangan. Akibatnya juga klub-klub Italia kalah bersaing bila bermain di Eropa.

Kini tentu semua orang termasuk banyak penggemar Serie A mengharapkan perubahan ini tidak hanya sekedar perubahan dalam tulisan namun juga tingkah laku. Semua merindukan kembali Serie A menjadi kompetisi nomor satu sejagad!

Nihilnya Mega Transfer

Hingga detik ini dari jagad sepakbola dunia sama sekali belum terdengar suatu hal yang biasanya selalu ditunggu-tunggu pada pergantian musim: mega transfer. Hal ini akan selalu menjadi sebuah tradisi yang pada ujungnya akan menimbulkan pemberitaan dengan ekses besar. Musim lalu adalah Christiano Ronaldo yang memegang posisi sebagai pemain termahal dunia dengan angka 96 milyar. Tentu saja para insan sepakbola mengharapkan akan ada mega transfer yang bisa mengalahkan transfer musim lalu. Sayang, memang sama sekali tak muncul pemberitaan mengenai itu. Sehabis Piala Dunia banyak yang menggadang-gadang akan terjadi banyak mega transfer. Namun kenyataannya. Klub-klub sepertinya berpikir ulang juga mengenai hal tersebut apalagi hal tersebut akan berdampak pada finansial mereka. Bahkan klub-klub yang doyan bermegatransfer seperti Real Madrid malah terlihat ogah melakukan lagi setelah merasa gagal dengan mega transfer musim lalu. Apalagi pada masa ini dunia masih menghadapi krisis global dan beberapa klub bahkan terancam diambang kebangkrutan. Jadi, memang sulit rasanya untuk memunculkan sebuah mega transfer.