Bergabungnya Khairul Amri, striker asing asal Singapura ke Persiba di Liga Super Indonesia musim ini makin melengkapi legiun-legiun asing asal negeri singa tersebut yang sudah ada lebih dahulu seperti duo Arema, Noh Alam Shah dan Muhammad Ridhuan, duo Persib Baihakki Khaizan dan Shahril Ishak serta pemain naturalisasi asal Nigeria, Precious Emuejeraye yang kini bermain di Persija. Kelima pemain tersebut adalah pemain-pemain timnas negeri singa yang kini menjadi kekuatan baru di Asia Tenggara karena prestasinya yang bisa menjuarai Piala AFF sebanyak 3 kali. Bahkan salah satu diantaranya adalah Noh Alam Shah, sang striker veteran yang pernah menjadi topskor Piala AFF 2007 dan ikon dari Asia Tenggara untuk saat ini.
Kehadiran pemain-pemain asal negeri pulau tersebut di Indonesia bukanlah hal baru mengingat pada era 80-an, Fandi Ahmad, legenda hidup Singapura dan sejawatnya, David Lee, pernah memperkuat Niac Mitra Surabaya (sekarang Mitra Kukar) di Galatama. Bahkan, Fandi karena kontribusinya diangkat menjadi warga kehormatan Surabaya.
Pada era 90-an pemain-pemain dari negeri singa tidak ada lagi di kompetisi negeri ini sampai akhirnya pada awal 2000-an, Ahmad Latiff Khamaruddin, striker muda Singapura bergabung dengan Persikabo. Kemudian pada 2005, pemain naturalisasi Singapura asal Nigeria, Agu Casmir bergabung ke Persija. Hanya saja ia membuat keputusan kontroversial dengan meninggalkan Persija diam-diam usai dikontrak demi bermain di Rusia. Ia pun terkena denda dari asosiasi sepakbola Singapura setelah mendengar keluhan dari pihak Persija. Dua tahun kemudian, pemain naturalisasi lainnya asal Nigeria, Itimi Dickson juga mencoba peruntungan di Indonesia kali ini ke rival Persija, Persitara.
Dibukanya peraturan tentang pemain Asia oleh PTLI sebagai penyelenggara Liga Super Indonesia sejak musim lalu makin membuka kesempatan para pemain dari Asia untuk mencoba peruntungan di negeri ini termasuk juga di dalamnya para pemain dari ASEAN. Hanya saja untuk ASEAN harus dari timnas negaranya. Singapura tercatat adalah negara ASEAN yang sampai saat ini getol mengirim para pemainnya berlaga di LSI yang kemudian disusul Thailand.
Kebanyakan tujuan sebenarnya para pemain Singapura yang bermain di Indonesia adalah untuk merasakan keriuhan dan kefanatikan suporter. Hal-hal seperti itu jarang mereka dapatkan di Singapura yang kebanyakan stadionnya kecil-kecil dan juga karena penduduknya sedikit. Selain itu mereka juga mencari tantangan.
Singaporeans Invasion atau Invasi Singapura sepertinya cocok untuk menggambarkan keadaan di atas. Kehadiran para pemain negeri Singa di republik ini juga seharusnya tak semata-mata untuk memeriahkan kompetisi saja tetapi juga memberikan contoh yang baik untuk berprestasi karena Singapura adalah raksasa Asia Tenggara untuk saat ini di samping Thailand. Namun, memang keberadaan salah satu dari mereka terkadang kontroversial dan tidak patut dijadikan contoh. Hal itulah yang melekat pada diri Noh Alam Shah.
Untuk musim-musim mendatang Singaporeans Invasion masih akan terus berlanjut seiring dengan kesuksesan dan cerita dari para legiun asing negeri Singa yang telah ada.
0 komentar:
Posting Komentar