Partai pertama babak 16 besar UEFA Champions League musim ini telah rampung. Dalam pertandingan yang dilakoni oleh 16 klub dari grup masing-masing setidaknya telah terjadi sebuah kejutan. Di luar dugaan Arsenal mampu membungkam Barcelona 2-1 meski tertinggal terlebih dahulu dan juara bertahan Inter Milan keok oleh lawannya di final musim lalu, Bayern Muenchen.
Akan tetapi ada yang menarik untuk disimak lagi dalam partai pertama ini. Tiga wakil Italia (kembali) tumbang dan semua itu terjadi saat mereka mendapatkan hak eksklusif menjadi tuan rumah. Wakil Italia pertama, AC Milan tumbang oleh debutan kuda hitam Tottenham Hotspur. Tumbangnya Milan juga diwarnai insiden penandukan Gennaro Gatusso. Sehari kemudian giliran AS Roma yang tumbang. Dengan status sebagai tuan rumah dan sempat unggul terlebih dahulu, tanpa dinyana mereka harus menyerah oleh kelincahan samba Eropa timur, Shaktar Donetsk. Dan terakhir seminggu kemudian atau tepatnya giliran Inter.
Tumbangnya wakil-wakil negeri pizza ini seperti mengulangi kejadian pada 2 tahun lalu ketika 3 tim asal Italia (Juventus, Inter, dan Roma) tumbang bersamaan oleh klub-klub Inggris (Manchester United, Chelsea, dan Arsenal). Keadaan yang demikian membuat sepakbola Italia seperti mendekati titik nadir.
Meskipun pada 2010 kemarin, Italia sempat terselamatkan oleh Inter Milan tetapi sejak piala Dunia 2006 tak ada sama sekali dominasi Italia di kejuaraan antarklub Eropa ini seperti yang pernah dibuat pada musim 2002-2003 hingga 2005-2006. Praktis, setelah itu hanya ada 1-2 klub Italia yang mampu bertahan hingga melaju ke final. Itu pun hanya terjadi pada 2007 dan 2010.
Memang Inter menjadi penyelamat Italia namun bukan berarti itu bisa mendongkrak rangking serie A di Eropa yang akhirnya turun ke posisi 4 dan tergeser oleh Bundesliga. Keadaan yang demikian membuat sepakbola Italia yang masih dihantui calciopoli serta manajemen liga dan suporternya harus terus-menerus dibenahi. Praktis mulai musim depan Italia hanya diwakili 3 klub.
Namun, bola itu bundar meskipun harus diakui peluang klub-klub Italia di kandang lawan cukup berat. Bila demikian keadaanya Italia harus menerima kembali kesirnaannya dan bukan menjadi negara yang tim-timnya harus selalu diunggulkan.
0 komentar:
Posting Komentar