BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Kamis, 23 Desember 2010

Dimanakah Engkau, Myanmar?

Myanmar. Sepertinya agak aneh jika kata ini kita lemparkan ke penggemar sepakbola zaman sekarang dengan beragam pertanyaan seperti "tahu tentang tim sepakbola Myanmar nggak?", menurut kamu gimana timnasnya?"

Pastilah semua jawaban dari pertanyaan itu kebanyakan akan menjawab, "tidak tahu, tahu" dan "ah, nggak bagus, jelek, masih di bawah Indonesia deh"
Shirt badge/Association crest

Tapi sekarang coba lemparkan pertanyaan itu penggemar sepakbola zaman dulu. Jawabannya pasti akan berbeda, "Birma bukan? oh, itu tim yang susah banget dikalahin timnas", "Itu tim yang mainnya bagus banget".
Myanmar atau Birma nama dahulunya untuk sepakbola zaman sekarang memang bukanlah apa-apa. Peringkatnya saja di FIFA 149. Di Asia pun peringkat ke-27 dan Asia Tenggara boleh dibilang di luar kekuatan 5 negara besar ASEAN yaitu, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam dan juga kekuatan baru, Filipina.

Keadaan yang demikian memang menunjukkan bahwa Myanmar bukanlah kekuatan istimewa dalam sepakbola apalagi untuk ukuran Asia dan ASEAN. Tetapi, percayakah Anda jika Myanmar pada masa lampau adalah salah satu kekuatan di Asia dan ASEAN?

Pada awalnya semua tidak akan percaya termasuk juga saya apalagi keberadaan tentang kekuatan Myanmar pada masa lampau saya dapatkan dari orang-orang yang masa kecil dan remajanya tumbuh dan besar di era 60 dan 70-an. Dalam masa ini juga dikatakan Myanmar adalah lawan terberat Indonesia.

Ternyata hal tersebut memang benar. Negeri bekas jajahan Inggris itu pernah mempunyai prestasi menjadi runner-up piala Asia 1968 kemudian dua kali berturut-turut juara Asian Games yaitu pada 1966 dan 1970, 5 kali juara berturut-turut SEAP Games yaitu pada 1965 hingga 1973 serta dua kali juara ketiga pada SEA Games yaitu pada 1977 dan 2001 serta perak pada 1993.

Maka tidak heran jika the white angels-julukan Myanmar adalah salah tim yang disegani di Asia pada masa-masa tersebut. Karena begitu hebatnya wajar jika dalam beberapa serial sepakbola asal Jepang, Captain Tsubatsa, Myanmar bersama-sama dengan Thailand dimasukkan dan dijadikan lawan terberat Jepang dari kawasan Asia.

Sayangnya, pada era 90-an semuanya terbalik. Myanmar malah berubah menjadi tim yang tidak lagi disegani. Semua lawan-lawan yang dahulu sering mengalahkan Myanmar balik mengalahkan dengan mudah bahkan dengan skor-skor mencolok. Keadaan yang demikian bisa jadi dikarenakan situasi dalam negeri Myanmar yang terkadang tidak stabil akibat pemerintahan junta militernya dan karenanya sepakbola menjadi tidak diperhatikan.

Belakangan sepakbola Myanmar mencoba bangkit dan meraih asa untuk menjadi seperti dahulu. Pada 2006 dan 2007 mereka menjadi juara dan runner up di turnamen Merdeka Games dan pada tahun yang sama mereka jadi finalis di SEA Games. Pada 2008 dan 2010 mereka menjadi semifinalis dan juara keempat di AFC Challenge Cup dan tiga kali berturut-turut dari 2006 hingga 2008 menjadi juara pada turnamen Grand Royal Challenge. Namun, harus diakui Myanmar kembali harus mengakui kelemahannya sekarang karena tidak bisa berbicara banyak di piala AFF 2010 hasil dari kekalahan 7 gol dari Vietnam, 2 gol dari Singapura serta imbang tanpa gol dengan Filipina. Meski begitu asa itu tetap ada dan memang pada saatnya sepakbola Myanmar akan bangkit kembali seperti dulu.

0 komentar: