Keberhasilan Filipina menjangkau semifinal piala AFF 2010 memang tidak bisa dilepaskan dari faktor naturalisasi dalam tubuh tim yang berjumlah delapan orang. Kebanyakan dari mereka memang adalah para pemain berdarah campuran yang lahir dan besar di luar negeri. Hal itu dilakukan untuk membuat sepakbola negeri Pinoy itu bisa bersaing di Asia Tenggara sekaligus mempopulerkan sepakbola yang kalah mentereng oleh basket, tinju dan juga bisbol.
Hal yang demikian juga akan menimbulkan semacam pernyataan bahwa sepakbola yang tidak mengakar sudah pasti Filipina tidak mempunyai legenda. Namun, jangan salah negeri kepulauan di laut Cina Selatan ternyata mempunyainya. Dialah Paulino Alcantara.
Pemain kelahiran 1896 ini disebut-sebut sebagai legenda populer sepakbola Filipina. Alcantara adalah pemain Filipina yang berasal dari keluarga seorang pejabat militer Spanyol di Filipina dengan beribukan seorang Ilongga, orang yang berasal dari sebuah provinsi di Filipina bernama Ilolio. Dalam karirnya sebagai pesepakbola, Alcantara pernah memperkuat klub raksasa Katalan Barcelona dan menjadi salah satu legenda berpengaruh bagi klub tersebut karena berhasil mencetak 357 gol selama limabelas musim membela Barca (1912-1927). Ia juga menyumbangkan 5 gelar Copa del Rey dan 10 kejuaraan lokal Katalonia. Kesuksesan Alcantara tidak hanya di Spanyol saja namun juga di negerinya sendiri, Filipina. Bohemian Sporting Club yang pernah diperkuatnya dibawanya juara kompetisi di Filipina sebanyak 2 kali antara 1917 dan 1918.
Di timnas Filipina ia juga mengukir sebuah prestasi dengan membawa negeri tersebut meraih perak di kejuaraan Far Easter Championship. Dalam salah satu pertandingan tim Filipina yang dibelanya sempat menghancurkan Jepang 15-2 dan menjadi rekor kemenangan Filipina dalam sejarah sepakbola internasional. Pada masa itu Filpina adalah kekuatan terbesar sepakbola di Asia. Alcantara adalah pemain pertama dari Filipina dan juga Asia yang bermain di Eropa.
Pemain ini juga sempat berganti-ganti kostum timnas mulai dari Katalan, Filipina, dan Spanyol. Ketika ia pensiun pada usia 31 ia menjadi dokter dan kemudian sempat melatih Spanyol pada 1951. Ia meninggal pada 1964 di usia ke-67.
0 komentar:
Posting Komentar