BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Senin, 21 Juni 2010

Dekonstruksi dalam Sepakbola (pos) Modern

Meminjam ungkapan Derrida bahwa dekonstruksi adalah melepaskan sesuatu dari konteksnya. Dalam kajian filsafat hal tersebut biasanya adalah teks-teks yang secara gamblang sudah terstruktur baik bentuk dan isinya. Dalam sepakbola hal demikian juga berlaku. Karena dekonstruksi adalah demikian seperti yang disebutkan di atas itu dalam sepakbola adalah mengubah sesuatu yang sudah terstruktur baik dalam permainan maupun organisasinya. 
Contoh nyata hal tersebut adalah pola 4-3-3 milik Belanda yang kental dengan penyerangan total. Di pola ini kita bisa melihat ketidaklaziman posisi pemain untuk tidak harus berada di posisinya. Dengan demikian setiap pemain bisa mencetak gol dari posisi manapun.
Contoh lain adalah pergantian pemain yang sudah tidak konvensional. Misal pemain depan ditarik dan digantikan pemain belakang atau sebaliknya.
Perubahan status sepakbola menjadi olahraga berbasis industri dan komersialisasi bisa dikatakan masuk dalam dekonstruksi karena merubah atau melepas sepakbola sebagai konteks olahraga murni yang biasanya hanya dimainkan sebagai penyegaran jasmani menjadi mesin penghasil uang milyaran.
Atau dalam hal lain lagi yaitu mengenai aturan Bosman. Berkat aturan ini pemain bisa bebas memakai keputusannya sendiri untuk pindah klub tanpa harus diatur klub sebelumnya dan berhak meminta gaji yang tinggi dari setiap penampilan. Sebelum aturan Bosman semua kepentingan pemain diatur klub.

0 komentar: