BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Jumat, 28 Januari 2011

Ketika Kekuatan Fisik Berhadapan dengan Kecepatan; Final Piala Asia 2011: Australia vs Jepang

Dalam dua hari mulai dari sekarang Piala Asia akan mencapai puncaknya. Adalah Australia dan Jepang yang akan melakoni partai kejuaraan antar-negara Asia tersebut di stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar. Sudah pasti final ini yang memang diharapkan banyak oleh para penggila bola di Asia. Australia melaju ke final usai mencukur Uzbekistan enam gol tanpa balas sedangkan Jepang ke final usai bermain habis-habisan dengan rival abadi mereka di kawasan Asia Timur, Korea Selatan lewat adu penalti. Baik Australia dan Jepang oleh banyak penggila bola Asia dianggap sebagai dua tim terbaik Asia saat ini.

Australia sendiri dalam sejarah piala Asia baru dua kali ikut serta namun tim berjuluk the socceroos ini langsung menunjukkan penampilan yang begitu meyakinkan dan impresif setelah pada 2006 memutuskan pindah ke AFC dari OFC demi mencari persaingan yang kompetitif. Pada penampilan pertama mereka di 2007 tim ini walau tidak begitu meyakinkan mampu melaju ke perempatfinal sebelum akhirnya ditaklukkan oleh lawan yang nanti mereka hadapi, Jepang di babak perempatfinal lewat adu penalti dan pada penampilan kedua mereka mampu mencapai babak final dan siap menjadi juara baru di Asia. Tentu saja itu sebuah target yang telah mereka usung ketika bergabung dengan AFC. Apalagi jika berhasil tentu saja itu menjadi semacam pelengkap sebab Australia untuk empat tahun mendatang telah ditetapkan sebagai tuan rumah piala Asia edisi selanjutnya. Selain, keuntungan akan banyak mengalir ke kubu the socceroos jika berhasil menaklukkan Asia.
Penampilan Australia di piala Asia edisi kali ini yang sesuai dengan harapan banyak orang dikarenakan juga cuaca dan iklim di Qatar pada awal tahun yang begitu mendukung fisik pemain. Apalagi ditambah dengan penampilan puncak para pemain di klub masing-masing yang kemudian tertular di timnas mereka. Hal itu yang diungkapkan oleh salah satu gelandang mereka, Tim Cahlil. Ketika pada 2007 mereka mengaku sulit beradaptasi dengan cuaca tropis di Asia Tenggara.

Pada final pertama ini jelas semua pemain Australia siap untuk trofi Asia pertama mereka. Sebuah trofi, kata salah seorang pemain, bisa mendongkrak peringkat di FIFA. Bahkan dalam menghadapi Jepang, salah satu pilar, Sasa Ognenovski, mengeluarkan perang urat syaraf pertama kepada Jepang. Pemain terbaik Asia 2010 yang bermain di klub Korsel, Seongnam Ilhwa tersebut berujar bahwa para pemain Jepang akan terintimidasi dengan kekuatan fisik pemain Australia. Harus diakui memang bahwa Jepang memang kalah dari segi fisik. Namun, ia mengingatkan bahwa mereka mempunyai pergerakan dan umpan yang cepat.

Dari sisi pelatih, Holger Osieck, bukanlah orang baru di sepakbola Asia. Ia sudah dua kali menangani salah satu klub Jepang, Urawa Reds Diamonds dan bahkan pernah membawa klub itu juara liga Champions Asia dan juara 3 piala Dunia Antar klub. Jadi, bisa dipastikan ia sudah tahu dan hafal karakter pemain-pemain Jepang.

Akan tetapi Jepang tetap saja bukanlah lawan sembarangan. Status mereka sebagai juara 3 kali piala Asia dan dua kali perdelapan finalis piala Dunia bisa membuat mereka percaya diri melawan Australia yang unggul dalam umpan lambung dan fisik. Tentu saja seperti dikatakan Ognenovski Jepang akan mengandalkan umpan-umpan datar dan pergerakan cepat untuk mengelabui para pemain Australia yang lebih besar dari mereka. Hampir semua pemain yakin bisa mengalahkan Australia dan menjadi juara untuk keempat kalinya piala Asia serta akan menjadikan mereka juara terbanyak meskipun salah satu pilar mereka, Shinji Kagawa cedera saat melawan Korsel. Namun, itu tidaklah menjadi masalah bagi tim papan atas Asia seperti Jepang yang masih menyimpan pemain sekaliber Keisuke Honda atau Shinji Okazaki.

Alberto Zaccheroni, pelatih Jepang memang bukanlah orang yang berpengalaman di Asia. Namun, mantan pelatih AC Milan dan Juventus itu tahu bagaimana caranya meracik tim seperti Jepang yang harus bisa menyerang serta kuat dalam bertahan. Meskipun harus diakui hingga final Jepang telah kebobolan enam gol. Bandingkan dengan Australia yang hanya sebiji. Sektor ini yang sepertinya akan menjadi perhatian Zac-panggilan Zaccheroni- selain dia berharap juga pada ketangguhan kiper Eiji Kawashima untuk menahan gempuran penyerang-penyerang Australia seperti Harry Kewell dan Scott McDonald.

Jepang dalam sejarah final piala Asia selalu memenangkan kejuaraan tersebut sejak keikutsertaan pertama kali pada 1988. Hal historis itulah yang menjadi suntikan positif untuk skuad samurai biru dan Jepang dianggap tim yang mewakili Asia yang sebenarnya dibanding Australia. Jadi, banyak orang Asia khususnya di kawasan Timur akan memilih Jepang termasuk di dalamnya Indonesia. Meskipun harus diakui di atas kertas Australia lebih banyak dijagokan. Dan dalam dua pertemuan terakhir sejak 2007 Australia selalu unggul atas Jepang.

Selain partai final tadi sehari sebelumnya akan disuguhkan pertarungan perebutan tempat ke-3 oleh Korsel dan Uzbekistan. Tentu saja Korsel lebih diunggulkan dibanding lawannya yang menderita enam gol tanpa balas.

0 komentar: