BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »
Powered By Blogger

Latest Photos

Latest News

Kamis, 20 Mei 2010

Rindu Galatama

Dalam sejarah sepakbola Indonesia pasca kemerdekaan tentu orang akan mengenal istilah Galatama atau Liga Sepakbola Utama yang ada pada akhir 70-an hingga awal 90-an. Ya inilah liga sepakbola di Indonesia yang boleh dikatakan profesional di negeri ini walau akhirnya diwarnai skandal suap wasit. Galatama adalah sebuah liga yang diluncurkan PSSI sebagai penyanding atau pengganti Perserikatan yang terlebih dahulu ada bahkan sejak zaman Belanda. Namun, keberadaan Perserikatan sebagai liga sepakbola nomor satu di Indonesia kuranglah meyakinkan jika dilihat dari kualitas pertandingan, penonton, dan stadion. Maka, Galatama diluncurkan untuk menjawab hal tersebut dengan lebih menekankan profesionalisme. Klub-klub yang ikut serta kebanyakan adalah dari perusahaan setempat dan dapat dikatakan hampir setiap klub mempunyai modal yang kuat dan tidak bergantung dengan APBD. Beda halnya dengan perserikatan. Stadion-stadion pun dibangun dengan kualitas rumput yang mumpuni begitu juga dengan pemain. Galatama pun karena statusnya mendapat keistimewaan untuk bisa mengirimkan klub-klubnya di pentas Asia dan terbukti beberapa klub Galatama seperti Pelita Jaya dan Krama Yudha Tiga Berlian malah bisa berbicara banyak di kompetisi Asia. Karena bagus dari kualitas manajemen dan permainan Galatama menjadi tersohor di Asia kala itu bersama dengan Liga Hongkong. Bahkan liga sepakbola ini yang dijadikan bahan studi banding oleh Jepang yang ingin melahirkan J-League.
Sayang, dari tahun ke tahun kompetisi ini mengalami penurunan kualitas. Selain karena adanya suap wasit juga dilarangnya pemain asing, klub-klub yang mengundurkan diri dan ditinggal penonton. Akhirnya pada 1994 Galatama pun bersama Perserikatan dilebur dalam satu wadah bernama Liga Indonesia yang kemudian menjadi Liga Super Indonesia dan bisa dibilang klub-klub Galatama hampir pasti jarang berbicara banyak alias kalah bersaing dengan klub-klub Perserikatan.
Namun, tetap saja Galatama adalah pionir untuk meretas jalan menuju profesionalisme. Lihat saja dalam Galatama jarang terjadi kerusuhan. Semua berjalan tertib dan teratur. Bila melihat semua itu saya rindu akan kompetisi tersebut yang sudah jarang saya temui dalam sejarah sepakbola Indonesia. Andaikata Galatama tetap dipertahankan melalui banyak inovasi tentu dia akan menjadi kompetisi nomor satu di Asia seperti dulu.

0 komentar: